Virus Flu Babi Serang Laos dan Myanmar, Thailand Waspada
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Thailand memusnahkan lebih dari 200 ribu babi pekan ini. Langkah drastis itu dilakukan karena kekhawatiran akan virus flu babi Afrika.
Departemen Peternakan Thailand mengatakan, pemusnahan itu adalah langkah pencegahan setelah dua babi mati secara misterius di Provinsi Chiang Rai.
"Kami telah membunuh lebih dari 200 ekor babi di dua peternakan di sana," kata Kepala Kantor Peternakan Chiang Rai Npporn Mahakanta kepada Reuters, Rabu (18/9).
Dia menambahkan tindakan tersebut sejalan dengan protokol untuk mencegah wabah penyakit hewan. "Babi-babi yang dimusnahkan berada dalam radius satu kilometer dari babi yang sakit dan mati," katanya.
Kasus flu babi Afrika sebenarnya belum ditemukan di Thailand. Namun, penyakit tersebut telah ditemukan di Laos, Kamboja dan Myanmar yang berbatasan langsung dengan Provinsi Chaing Rai.
Noporn mengatakan, sampel darah dan jaringan babi pertama dikirim pada Senin (16/9) ke satu laboratorium di provinsi Lampang, untuk dilihat apakah hewan itu telah terserang flu babi Afrika. Hasil laboratorium dapat diperoleh sekitar 14 hari.
Flu babi Afrika pertama kali dideteksi di Asia pada Agustus lalu di Tiongkok. Hampir 40 persen babi di Negeri Tirai Bambu terjangkit. Sejak itu, penyakit tersebut menyebar ke Mongolia, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar dan Filipina.
Korea Selatan adalah negara paling akhir yang terpengaruh virus itu, dan mengkonfirmasi dua kasus pekan ini.