Virus Minyak
Oleh Dahlan Iskanjpnn.com - Saya terima kiriman foto langit Jakarta, kemarin. Ternyata warnanya biru. Seperti langit beneran.
Sudah lama saya tidak melihat langit Jakarta sebegitu aslinya. Tentu Anda sudah tahu mengapa: COVID-19. Kegiatan manusia menurun.
Polusi tiada lagi. Langit tersenyum begitu cerianya.
Tentu itu pemandangan yang kurang menyenangkan bagi Pertamina. Jualan BBM-nya jadinya menurun, padahal sekaranglah saatnya menggenjot penjualan.
Mumpung marjin labanya amat-sangat-tinggi. Berkat harga minyak mentah yang merosot drastis. Sedang harga jual BBM-nya tenang-tenang saja --tidak ada yang minta diturunkan.
Di Amerika harga BBM tinggal USD 1,6 per galon. Itu sama dengan Rp 6.800 per liter. Dengan gaji buruh USD 10 dolar per jam, harga BBM di Amerika itu begitu murahnya.
Itu harga minggu lalu. Tadi malam harga BBM di Michigan turun lagi. Tinggal USD 1,3 per galon. Begitu murahnya.
Akibat demam virus corona orang sampai lupa: berapa harga minyak mentah sekarang. Jangan-jangan masih dikira USD 50 per barel.