Viva Cosmetics Optimistis Pertumbuhan Bisnis Kecantikan
jpnn.com, SURABAYA - Salah satu produsen kosmetik, Viva Cosmetics siap menghadapi persaingan produk impor untuk meraih pasar. Dengan pengalaman yang panjang, inovasi produk, dan strategi distribusi penjualan, Viva Cosmetics optimistis masih bisa bersaing dan menjadi leader.
Yusuf Wiharto, Direktur PT Moga Djaja, perusahaan distribusi Viva Cosmetics untuk wilayah Timur mengakui persaingan ketat industri kecantikan. Karena itu pihaknya tetap agresif melakukan penetrasi di pasar. Salah satunya memperbesar penjualan melalui saluran online dengan memanfaatkan media sosial maupun website.
“Dan penjualan secara online, sekarang tidak hanya retail, tapi juga grosir. Dengan sistem dropship, yaitu pemasaran dimana penjual tidak menyimpan stok barang,” jelas disela kegiatan raker agen yang digelar di Surabaya, akhir pekan lalu.
Dalam kegiatan itu, terungkap bila tren penjualan secara online yang mengalami peningkatan adalah media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram. Kemudian baru website Viva. “Itu tren online yang terjadi dalam penjualan produk Viva maupun Red A (brand Viva untuk segmen remaja). Namun untuk offline kami masih besar. Kalau kontribusi antara online dan offline masih besar offline, mengingat offline bisa juga untuk pedagang grosir, toko-toko dan agen,” ungkap Yusuf.
Dari hasil pencatatan, penjualan secara online, terbesar masih terjadi di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan kota-kota besar lainnya. Baik yang retail maupun dropship. Hal itu tak lepas dari jumlah pengguna dan infrastruktur internet yang lebih tinggi di kota-kota besar. Sementara di daerah-daerah, penjualan offline masih memberi kontribusi yang juga tinggi.
Di tahun 2018 ini, pertumbuhan penjualan produk kosmetik Viva naik dua digit. Begitu juga target di tahun 2019 mendatang. Sementara Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm menambahkan, di tahun ini, pihaknya agresif melakukan pengembangan produk dan pemasaran ke berbagai daerah dan jenis. “Begitu pula tahun depan, kami juga selalu meluncurkan produk baru, minimal lima macam. Terutama untuk produk skin care,” ungkap Susanto.
Di tahun 2019, keduanya melihat potensi industri kosmetik lokal, seperti Viva yang asli Surabaya, masih akan tumbuh besar. “Mengingat pangsa pasar kami di dalam negeri cukup besar, bahkan hampir ke semua daerah,” tandas Susanto. (JPNN/pda)