Wabah COVID-19 di Amerika Makin Gawat, Kamar Mayat Sampai Tidak Muat
jpnn.com, HIDALGO - Tingkat kematian dan jumlah pasien aktif COVID-19 yang melonjak tajam pada Rabu (22/3), memaksa Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, menyimpan mayat-mayat di dalam truk pendingin. Pemerintah lokal juga mememerintahkan warga untuk tetap tinggal di rumah.
Texas, yang melaporkan 197 kematian dan 10.893 orang dirawat di rumah sakit, menjadi salah satu negara bagian terparah dilanda virus corona . Wilayah Hidalgo, di ujung bagian selatan negara bagian itu, yang berbatasan dengan Meksiko, mengalami peningkatan 60 persen pada pekan lalu, dengan kematian mencapai angka lebih dari 360.
"Kami harus menjerat virus ini, kuda jantan ini, menurunkan kembali angka-angka dan mengendalikan hal ini," Hakim Wilayah Hidalgo Richard Cortez mengatakan.
"Karena rumah sakit rumah sakit kami merupakan zona perang, mereka sedang benar-benar bertarung saat ini."
Cortez, tokoh Demokrat yang berperan sebagai pejabat tinggi wilayah itu, mengeluarkan satu perintah berlindung di tempat bagi warga. Amanat itu mengakibatkan dia berselisih dengan Gubernur dari Republik Greg Abbot, yang berpendapat bahwa pejabat lokal tak punya wewenang memerintahkan warga berdiam di rumah.
Krematorium-krematorium di kawasan Hidalgo memberlakukan daftar tunggu dalam dua pekan, kata Cortez, memaksa wilayah itu menggunakan lima truk berpendingin yang dapat menyimpan 50 jasad setiap truknya.
Pejabat medis Hidalgo, Dr Ivan Melendez, menyalahkan langkah Abbot yang menghalangi para pejabat lokal memerintahkan warga tinggal di rumah untuk mengatasi lonjakan penularan virus corona. Langkah itu dinilai membuat macet sistem medis setempat di setiap tingkat.
"Apakah saya berpendapat bahwa perintah tinggal di rumah secara medis disarankan dalam masalah ini? Pasti," kata Melendez.