Wajar Jika Publik Tetap Pilih yang Sudah Berpengalaman
jpnn.com - jpnn.com - Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dinilai gemilang dan relatif lebih baik dibanding dua pasangan calon Gubernur DKI Jakarta lain, dalam menjelaskan kompleksitas persoalan birokrasi yang ada.
Paling tidak hal tersebut menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago, tergambar pada debat kedua pasangan cagub DKI yang digelar KPU DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (27/1) malam.
"Pasangan Aho-Djarot mampu memberi contoh yang sangat sederhana. Yaitu lewat indikator berbasis kinerja, e-kinerja dan tunjangan kinerja. Birokrat tak perlu lagi korupsi dan pungli karena mereka bisa bawa uang halal dari hasil kinerjanya sendiri," ujar Pangi di Jakarta, Sabtu (28/1).
Selain penyelesaian kompleksitas birokrasi, Ahok-Djarot juga mampu menjelaskan secara sederhana terkait keberpihakan pada masyarakat kecil dan penyelesaian kemacetan yang ada.
Misalnya terkait keberpihakan, Ahok menurut pria yang akrab disapa Ipang ini, memberikan pemasangan PAM secara gratis bagi masyarakat tak mampu. Selain itu, Ahok juga membantah dan menekankan mereka tidak terus menerus membangun jalan untuk mengatasi kemacetan. Namun membangun transportasi publik berbasis rel.
"Transportasi terintegrasi dibangun. Tahun lalu Ahok juga mengatakan sudah membuka 53 trayek baru busway yang langsung masuk ke pemukiman penduduk dan apartemen di dekat stasiun kereta. Jadi benar-benar terintegrasi," tutur Ipang.
Dengan fakta-fakta yang ada, Ipang menyimpulkan penampilan Ahok-Djarot lebih baik dari dua pasangan calon lain pada debat kedua. Apalagi terkait mengatasi kemacetan, dua paslon lain terkesan mencontek.
"Sistem transportasi terintegrasi yang disampaikan Anies-Sandi maupun Agus-Sylvi, hanya modifikasi dan meniru. Jadi wajar publik akan memilih yang sudah berpengalaman, berkinerja bagus dan dekat dengan rakyatnya," pungkas Ipang.(gir/jpnn)