Walah...883 Tahanan Hanya Dijaga Lima Sipir
Josua mengakui penambahan tenaga pegawas sangat penting mengingat hampir seluruh Lapas
Dilanjutkan dia, langkah paling efektif yang dilakukan pihaknya adalah membagi distribusi penghuni Lapas dan Rutan yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sumut. "Kami pakai kebijakan bagi-bagi atau distribusi. Mana ada kosong ya, dipindah. Tapi masalahnya yang lain ternyata penuh juga," keluhnya.
Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat menilai ada unsur kelengahan sipir yang menyebabkan para tahanan bisa kabur. Pasalnya, para penjahat itu kabur dengan cara memanfatkan pintu kedua yang terbuka saat mobil pemasok bahan makanan saat keluar dari rutan.
"Jadi saya lihat ada unsur kelengahan petugas. Mestinya modus kabur dengan cara seperti itu bisa diantisipasi petugas," ujar Martin kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (3/11).
Karenanya, vokalis di Komisi Hukum DPR itu mendesak Kementerian Hukum dan HAM melalui Ditjen Pemasyarakatan melakukan investigasi guna mengetahui secara pasti sejauh mana kelengahan sipir yang sedang bertugas saat itu.
"Harus dievaluasi kejadian itu, sejauh mana ada unsur kelengahan petugas. Langkah ini penting agar kejadian dengan modus serupa tidak terulang lagi," kata politikus Partai Gerindra itu.
Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar, menyebutkan kelebihan kapasitas, pelayanan yang minim akibat terbatasnya sumber daya manusia menjadi faktor dominan penyebab kaburnya tahanan dari Rutan Pancurbatu.
"Bisa dibayangkan dengan jumlah 483 warga binaan, hanya ada lima sipir. Rasionya 1 berbanding 100 tahanan yang diawasi. Ini sudah tidak rasional lagi,'' ungkap Abyadi kepada Sumut Pos, Senin (2/11).