Wali Kota Bogor Bima Arya Ceritakan Tantangannya Benahi Birokrasi di Melbourne
Menurutnya bekal kekuatan sepenuhnya didapatkan dari dukungan warga, dengan berkolaborasi bersama sejumlah kelompok 'think tank', komunitas masyarakat, para ilmuwan dan akademisi, serta media.
Lulusan Doktor di bidang ilmu politik dari Australian National University ini juga tak tanggung-tanggung pernah melakukan operasi tangkap tangan terhadap bawahannya sendiri di Balai Kota.
Saat itu, Bima langsung merampas uang dari salah satu staffnya, setelah ada laporan dari salah satu warganya yang berkeluh kesah karena harus membayar jutaan rupiah untuk mengurus perizinan.
Sementara untuk menghindari penyimpangan anggaran, Bima sekarang mulai mengimplementasikan e-procument, dimana semua pengajuan anggaran belanja dilakukan secara online agar menghindari pengajuan mendadak.
"Saya juga memangkas biaya yang tidak dibutuhkan, nilainya hingga miliaran rupiah untuk pakaian dinas, atau perjalanan dinas, yang jika saya hitung untuk perjalanan dinas Wali Kota saja bisa membuat saya keliling dunia setiap tahun, jika semuanya dihabiskan."
Setelah Bima memaparkan pencapaiannya selama ini sebagai Wali Kota di kota kelahirannya, pengamat asal Australia, Dr Dirk Tomsa mengacungi jempol dengan kehadiran para pemimpin yang berani melakukan perubahan untuk kebaikan warganya sendiri.
"Kita telah lihat beberapa daerah dipimpin oleh sosok-sosok muda yang berani," ujar Dr Dirk dari La Trobe University di Melbourne yang juga menjadi pembicara di Indonesia Forum.