Wali Kota Ini Pindah ke NasDem, Beginilah Komentar Petinggi Demokrat
jpnn.com - TANJUNGPINANG - Partai Demokrat sukses mengantarkan Muhammad Rudi menjadi Wali Kota Batam pada tahun 2015 lalu. Belum satu tahun menjabat, Rudi langsung menceraikan Demokrat dan memilih loncat ke Partai NasDem.
Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Kepulauan Riau memang tidak mau pusing dengan keputusan Rudi menyeberang ke NasDem. Hanya saja, kader Demokrat mempertanyakan etika politik Rudi.
“Seharusnya ada komunikasi terlebih dahulu dengan kader Demokrat sebelum ia mengambil keputusan itu,” ujar Sekretaris DPD Demokrat Kepri, Husnizar Hood, seperti diberitakan koran batampos.co.id (Jawa Pos Group), har ini (30/8).
Tidak ada angin. Tidak ada ribut. Tiba-tiba hujan. Begini bahasa Husnizar menjelaskan perpindahan Rudi dari partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono ini ke partai bentukan Surya Paloh.
“Tapi ini hanya soal etika saja. Apalagi di negeri Melayu, yang mengajarkan kita harus datang nampak hidung, pulang nampak punggung,” kata Husnizar.
Akan tetapi Husnizar mengaku tidak terlalu kaget dengan sikap politik Rudi itu. “Karena gejalanya sudah kami baca juga. Dulu Pak Rudi juga bukan kader Partai Demokrat,” katanya.
Perpindahan kader partai politik ke partai lain, sambung Husnizar, memang sebuah dinamika politik. Sehingga tidak ada rasa-rasanya sampai terpikir oleh jajaran DPD Demokrat Kepri, bahwasanya mereka sedang digembosi atau mengalami kerugian atas hengkangnya Rudi.
“Dalam berpartai dan berpolitik itu tergantung keteguhan hati pribadi masing-masing. Istiqomahnya kader untuk mengabdi dan membesarkan partai. Jangankan partai, agama saja orang pindah, suami-isteri saja berpaling cinta. Kata orang Melayu, anak sungai lagi berubah, ini kan pula hati orang,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Kepri ini.