Walikota Akui Banyak Warga Bandung Stres
Prioritaskan Masalah di Masyarakatjpnn.com - BANDUNG - Memasuki usia Kota Bandung ke-203 tahun, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengakui banyaknya permasalahan yang kini dihadapi. Dikatakan Ridwan, daerah yang dipimpinnya itu kini memiliki sedikitnya 300 persoalan yang harus dibenahi.
“Angka tersebut muncul berdasarkan penghitungan sejak pertama kali memimpin pada 16 September. Sebagai contoh, buruknya permasalahan publik menjadi salah satu persoalan utama. Selain itu, kualitas tata pemerintahan pun semakin memperburuk kota, kepadatan penduduk pun menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari Kota Bandung,” papar Ridwan dalam diskusi bertajuk '203 Tahun Kota Bandung: Bandung Berbenah', di Gedung Merdeka, Bandung, Sabtu (28/9).
Menurutnya, kota yang dulu dikenal sebagai Parisnya pulau Jawa ini dirancang untuk menampung warga sebanyak ratusan ribu jiwa. Akan tetapi, saat ini ibu kota Jawa Barat itu dihuni sedikitnya 2,7 juta jiwa.
Sehingga, tambah dia, tidak heran berbagai persoalan tersebut berdampak pada kejiwaan warga Kota Bandung. Menurutnya, sedikitnya 600 ribu warganya mengalami stres. "Bandung hari ini banyak orang stres. Menurut penelitian dokter di RSHS, ada 600 ribu warga yang stres," katanya.
Dirinya pun mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan fenomena tersebut. Diantaranya faktor ekonomi dan kesemrawutan kota.
Masih menurut dia, kota yang sakit adalah kota yang warganya merasa lelah keluar rumah. Sehingga, tidak heran jika warganya lebih memilih berdiam diri di rumah masing-masing.
Dirinya pun mengaku kerap merasakan apa yang menjadi keluhan warga tersebut. Sehingga, ketika kini menjabat, pembenahan itu menjadi prioritas utamanya. "Bandung harus menjadi kota bermartabat. Saat orang datang ke Bandung, harus merasa jatuh cinta dengan kota ini. Jangan sampai orang tersebut malah menjadi stres," tambahnya.
Ridwal pun mengaku ingin mengembalikan indeks kebahagiaan warga Kota Bandung. Berbagai langkah pembenahan terus dilakukan untuk meningkatkan indeks kebahagian.
Dia berencana menggelar nonton bareng di setiap kecamatan. "Seperti layar tancap lagi, selain itu saya ingin membuat festival di setiap daerah. Contohnya Festival Buahbatu, Festival Dago, atau Festival Ujungberung. Saya ingin melihat keterlibatan warga," paparnya.
Sehingga, dalam lima tahun ke depan dirinya optimis senyum wajah warga Kota Bandung kembali terlihat. "Insha Allah perubahan akan dirasakan warga, dari jangka pendek, jangka menengah dalam 2-3 tahun mendatang, hingga jangka panjang pada lima tahun ke depan," pungkasnya. (agp)