Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami
Nekat Bersepeda di Pantai untuk Mencari IstriSabtu, 12 Maret 2011 – 08:08 WIB
"Rak-rak berjatuhan. Dokumen dan buku-buku berhamburan. Tapi, saya tidak ada apa-apa karena berlindung di bawah meja," ungkap Riza saat dikontak Jawa Pos melalui sambungan internasional kemarin. "Sesuai standar, meja kerja di Jepang memang harus kuat untuk menahan getaran gempa," lanjutnya.
Pria yang telah tinggal di Jepang lima tahun itu menyatakan terbiasa merasakan gempa-gempa kecil sporadis. Tapi, gempa yang dirasakannya kemarin sungguh hebat. Bukan hanya goyang ke kanan dan ke kiri. Melainkan juga bergoncang ke atas dan bawah. Meski hatinya galau, dia mencoba tenang. Sebab, gedung di Jepang didesain mampu menahan goncangan sampai di kisaran 8 SR.
Tak lama setelah gempa berhenti, Riza dilanda kepanikan. Sebab, di tengah gempa hebat itu, dia belum mengetahui kabar istrinya. Kebetulan juga, ponselnya kehabisan baterai dan dia tidak membawa charger. Dia pun meminta izin kepada manajernya untuk pulang. Apalagi, menurut informasi di media, di kota-kota lain, setelah gempa berhenti, peringatan tsunami berkumandang.