Warga Lereng Merapi Dilanda Kekeringan
jpnn.com, BOYOLALI - Sebagian masyarakat di lereng Gunung Merapi sisi timur, khususnya di Kecamatan Musuk, Boyolali, sudah mulai kehabisan stok air bersih. Kawasan ini merupakan langganan kekeringan saat musim kemarau tiba. Karena belum ada bantuan droping air bersih dari pemerintah, warga terpaksa membeli air secara swadaya.
Warga Musuk terpaksa membeli air untuk mengisi bak-bak penampungan di rumah masing-masing.
”Ya buat minum, mandi dan mencuci. Air ini juga untuk ternak sapi saya yang jumlahnya cukup banyak. Karena itu persediaan air di bak cepat habis,” kata Jarma, 40, warga Desa Sruni, Musuk, kepada Jawa Pos Radar Solo.
BACA JUGA: Sudah Musim Hujan, Masih Ada yang Kekeringan
Tiap hari rata-rata kebutuhan perhari mencapai 100 liter. Selain mengandalkan pembelian air dari tangki, Jarma dan warga lainnya berharap segera ada bantuan dari pemerintah. ”Sampai hari ini belum ada droping,” imbuhnya.
Aktivitas pembelian air juga dilakukan Ngatimin, 6, warga Desa Sruni lainnya. Dia mengaku sebagian besar wilayah Kecamatan Musuk memang tidak memiliki sumber air baku. Warga hanya mengandalkan pembelian air dari truk tangki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
”Dulu pernah mencoba membuat sumur bor. Tapi setelah di bor puluhan meter, tak ada air yang keluar. Terpaksa harus membeli untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi sekarang sudah musim kemarau, kebutuhan semakin banyak,” ucapnya.
BACA JUGA: Sumur Kering, Warga Cari Air Bersih Hingga 20 Kilometer