Warga Sekitar Dolly Beralih Profesi
Dia menegaskan bahwa rencana penutupan pada 18 Juni tetap terlaksana. Uang kompensasi untuk mucikari dan PSK akan cair sebelum tanggal itu. Bahkan, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dijadwalkan hadir pada penutupan tersebut.
Wali kota pencinta taman tersebut tahu betul adanya sejumlah orang yang menolak. Menurut dia, itu hal yang lumrah. Memang tidak mudah berganti profesi yang telah lama ditekuni. ”Tapi, bukan berarti tidak bisa. Harus dicoba. Ini demi masa depan anak-anak,” jelasnya. (mas)
Dia juga mengomentari rencana sebagian warga yang kontra penutupan untuk melapor ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Risma mengaku akan melakukan hal serupa. Alasan dia, anak-anak di sekitar lokalisasi Dolly dan Jarak juga punya hak untuk mendapat lingkungan yang baik. ”Kalau mereka membuat surat, saya juga dapat surat dari anak-anak. Jumlahnya juga banyak,” imbuh ibu dua anak itu.
Pada siangnya, Risma juga mendapat dukungan dari ibu-ibu pengajian. Mereka berasal dari Wanita Al Irsyad, Forum Alumni HMI-wati, Perkumpulan Pengajian Wanita Surabaya (Pengawas), dan jamaah pengajian Masjid Nasional Al Akbar.
Selama satu setengah jam mereka berbincang dengan wali kota di ruang kerjanya secara tertutup. ”Kami ibu-ibu ini siap berdiri paling depan untuk mendukung penutupan,” kata Prof Hasniah Hasan, kepala bagian pembinaan keluarga dan kewanitaan di Masjid Nasional Al Akbar. (jun/c6/end)