Warga Tionghoa Sering Terlepas dari Keluarganya Ketika Memeluk Islam
Studi lapangan yang menjadi latar diterbitkannya "Berislam ala Tionghoa" sendiri dilakukan Wai Weng di tahun 2008-2009.
Bermulanya identitas Muslim Tionghoa
Wai Weng menjelaskan, sejarah identitas Tionghoa Muslim di Indonesia memiliki lima periode yang berbeda, dimulai dari abad 15-16, kemudian masuk ke periode kolonial Belanda, era 1900an hingga kemerdekaan, periode Orde Baru serta pasca Orde Baru.
Tiap periode memiliki karakter yang berbeda. Periode abad 15 misalnya, Muslim Tionghoa terlibat dalam penyebaran Islam di Jawa. Sementara di era Orde Baru, di mana etnis Tionghoa terdiskriminasi secara sistematis dan dikaitkan dengan komunisme China, kondisinya jauh berbeda.
"Untuk menghindari tuduhan sebagai komunis atau eksklusif, banyak orang Tionghoa melakukan konversi ke agama-agama yang dianut oleh mayoritas orang Indonesia," tulis Wai Weng di halaman 65 "Berislam ala Tionghoa".
Identitas Muslim Tionghoa, kata peneliti dari Universiti Kebangsaan Malaysia ini, kala Orde Baru muncul sebagai identitas peralihan.
Menurut peneliti etnis dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Thung Ju Lan, pergeseran warga Tionghoa di Indonesia terhadap agama pada rezim Soeharto sangat dipengaruhi oleh sikap Pemerintah terhadap etnisnya, bukan agamanya.
"Seperti yang Wai Weng katakan, Tionghoa itu tidak punya lokal. Seperti yang kita tahu, Indonesia itu punya pandangan tentang konsep etnisitas itu punya hubungan dengan daerah."
"Jadi ada etnis Jawa ya di Jawa, Papua ya di sana, tapi orang China, di mana di Indonesia?" sebut Thung.