Warga Tolak Pentolan FPI, Novel Bamukmin Sayangkan Polri
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin meminta Polri menindak masyarakat yang mengadang Wakil Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) Habib Ja'far Shodiq di di Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu (14/7). Menurutnya, pengadangan itu merupakan bentuk intoleransi yang tak boleh dibiarkan.
"Aparat harus tegas menindak aksi intoleran itu karena bisa memicu perpecahan apalagi sekarang memasuki tahun politik," kata Novel kepada JPNN.com, Senin (16/7).
Aktivis FPI yang beken disapa dengan panggilan Habib Novel itu menyayangkan polisi yang terkesan membiarkan aksi masyarakat penolak kedatangan Ja’far Shodiq di Tarakan. Novel menyebut polisi tak menjalankan tugasnya dalam peristiwa itu.
"Kami sesalkan aparat tidak bisa meredam aksi intoleran yang merusak kepancasilaan. Apalagi mereka telah mengganggu ketertiban umum yaitu bandara yang sangat harus dijaga keamanan dan ketertibannya," kata Novel.
Lebih lanjut Novel mengatakan, ada kesan pembiaran atas aksi penolakan terhadap kunjungan tokoh-tokoh FPI di sejumlah tempat. Penolakan terhadap tokoh FPI bukan hanya kali ini saja, tapi juga pernah terjadi di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Sebelumnya Ja'far Shodiq berkunjung ke Kaltara dalam rangka menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) FPI di Kota Tarakan, Kaltara, Sabtu (14/7). Namun, ada massa yang menggelar demontrasi di Bandara Juwata Tarakan.
Kordinator aksi, Markus mengungkapkan, aksi penolakan atas kedatangan perwakilan FPI itu didasari rekam jejak organisasi besutan Habib Rizieq Shihab itu yang kerap melakukan sweeping yang sangat meresahkan masyarakat.
“Saya rasa, tidak ada yang melarang suatu ormas jika tujuan ormas itu memang jelas untuk kebaikan. Namun karena adanya rekam jejak ini, masyarakat menolak masuknya ormas FPI ke Tarakan karena beberapa sikap mereka di berbagai wilayah yang melukai hati pemeluk agama lain,” ungkap Markus.(tan/jpnn)