Warga Usir Pejabat
jpnn.com - SUKOHARJO – Kericuhan yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 8 desa Plesan dalam pemilu silam, berbuntut panjang.
Pada Senin (28/4) malam, warga Desa Plesan, Kecamatan Nguter, mendatangi rumah Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Mojolaban, Fuad Syafrudin Latif, dan mengusirnya agar pergi dari kampung tersebut.
Warga menilai lelaki yang akrab dipanggil Udin tersebut melakukan sejumlah tingkah yang meresahkan warga. Informasi yang dihimpun Jateng Pos (Grup JPNN) menyebutkan, massa yang berasal dari perwakilan warga menggeruduk rumah Udin yang terletak di RT 004/RW 001, Dukuh Plesan, Desa Plesan. Mereka memaksa Udin meninggalkan daerah itu untuk selamanya.
Ketegangan sempat terjadi karena salah seorang anak Udin membawa golok. Beruntung, golok tersebut bisa diamankan sehingga tidak terjadi kekerasan fisik dalam peristiwa itu. Salah seorang warga yang turut dalam agenda tersebut, Widoyo (32), mengatakan masyarakat tak ingin Udin bertempat tinggal di Desa Plesan.
Menurutnya, warga menilai Udin terlalu banyak berulah sehingga mengganggu ketenteraman warga sekitar. “Ini murni kehendak masyarakat. Saya membantah tegas kalau ada pihak yang mengatakan ini berhubungan dengan politik,” ucapnya.
Ia memaparkan, Udin adalah pendatang yang mulai bertempat tinggal di Plesan sekitar 12 tahun lalu. Kala itu, Udin masih mengontrak rumah. Warga sekitar menyambut baik kehadiran anggota masyarakat baru. Kata dia, semakin hari, setelah memahami seluk-beluk Plesan, Udin membuat konflik-konflik yang meresahkan warga.
Namun Widoyo tak merinci konflik yang dimaksud tersebut. Menurut dia, setelah adu mulut di rumah Udin, perangkat desa dan tokoh-tokoh masyarakat akhirnya membawa Udin ke Balai Desa Plesan.
Warga meminta klarifikasi atas beberapa kasus yang diduga dilakukan Udin, seperti berkata kotor kepada ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) 8 Plesan, Ari Sasongko. Namun, Udin membantah semua tuduhan itu.