Wartawan Bodong Memeras, Lawan!
Kamis, 12 April 2012 – 08:27 WIB
Dari setiap laporan dan keluhan yang masuk, kata Wahyudin, hampir semuanya mengaku dari media atau wartawan. Ketika kepala sekolah tidak memberi apa yang mereka mau, biasanya kepala sekolah digertak dan diancam akan diberitakan. "Saya sendiri sama, di kantor saya itu ada ratusan yang seperti itu. Tapi kalau saya diganggu tinggal suruh masuk saja wartawan yang benarnya ke ruangan saya. Jadi mereka nggak berani," ucapnya.
Dari laporan yang masuk, kata Wahyudin, besaran uang yang diminta dari kepala sekolah bervariasi. Mayoritas para oknum ini menggertak dan meminta uang hingga jutaan rupiah. "Macam-macam, ada yang minta sampai Rp 10 juta, Rp 5 juta. Tapi kadang mereka cuma gertak saja. Akhirnya dikasih Rp 20 ribu mereka pergi," katanya.
Oleh karena itu, Wahyudin meminta kepada sekolah untuk berani melawan. Masyarakat juga harus ikut melawan ketika ada sekolah yang didatangi oknum-oknum semacam itu. "Kadang cabang dinasnya atau unit pelaksana tingkat daerah (UPTD)nya juga ikut diperas. Jadi memang harus dilawan oleh masyaratak. Harus ada keberanian," ungkapnya.(mur)