Waspada! Kejahatan Jamaah Haji Mulai Menggila
Jamaah Dihimbau Tidak Membawa Uang Tunai dalam Jumlah Besarjpnn.com - JAKARTA - Kedatangan jamaah haji Indonesia di Makkah disusul meningkatnya kasus kejahatan. Hingga hari kelima kedatangan jamaah haji di Makkah, sudah banyak jamaah haji yang menjadi korban kejahatan. Umumnya jenis kejahatan berupa penipuan dengan berbagai modus.
Kepala Sektor Khusus Masjidilharam Husban Abadi mengatakan hingga kemarin sudah tercatat lima kasus penipuan di sekitar Masjidilharam. Modus yang mendominasi adalah, penipu menyaru sebagai petugas haji dan menawarkan bantuan membawa tas jamaah. Setelah berhasil merayu, penipu tadi langsung membawa kabur tas jamaah di tengah kerumunan jamaah haji.
"Kami meminta jamaah waspadan. Harus mengenali dengan benar tanda-tanda petugas haji yang resmi," katanya. Petugas haji yang resmi diantaranya dibekali dengan tanda pengenal (kartu ID) khusus.
Seluruh kepala regu (karu) dan kepala rombongan (karom) diminta terus mengawasi jamaahnya masing-masing. Mereka diminta tidak melepaskan jamaahnya begitu saja ketika tiba di Makkah. Para jamaah harus terus dipantau hingga masuk ke pemondokan semuanya.
Penipu atau penjahat para jamaah haji itu pada umumnya orang Indonesia yang sudah menetap di Saudi. Sebab petugas haji yang direkrut pemerintah adalah orang-orang Indonesia.
Pada kasus lain, ada juga orang Arab Saudi setempat yang menjadi penjahatnya. Mereka umumnya menyaru sebagai petugas Masjidilharam. Penipu ini biasanya memaksa jamaah untuk menyerahkan tas untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah diserahkan, seketika itu pula tas dibawa kabur.
Husban merinci jumlah kasus kejahatan jamaah haji hingga kemarin. Yaitu kasus yang dialami Syarifah Aisyah, jamaah kloter 1 embarkasi Batam kehilangan gelang identitas haji. Rahmat bin Minlu (kloter 3/Lombok) kehilangan uang Rp 2,5 juta dan 2.500 riyal (Rp 7,5 juta).