Waspada, Penyakit Mematikan Ini Mengintai Anak-anak
jpnn.com - JAKARTA--Jumlah penderita penyakit tidak menular khususnya diabetes di Indonesia makin bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan diabetes menjadi salah satu pembunuh utama bagi penduduk di dunia termasuk Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Dokter Lilik Sulistiyowati mengungkapkan, gula menjadi racun utama dalam tubuh manusia. Itu sebabnya, sebisa mungkin mengurangi konsumsi gula dalam kehidupan sehari-hari.
"Kalau menjamu tamu, saya menyajikan teh tawar karena jamuannya penuh karbohidrat. Bukan karena pelit, tapi saya sayang tamunya karena akan menderita berbagai penyakit tidak menular (PTM) tapi mematikan," ungkap Lilik dalam Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dihelat KOWANI-Kemenkes RI hari terakhir di Jakarta, Jumat (7/10).
PTM, lanjutnya, tidak hanya menyasar orang dewasa. Anak remaja berusia di atas 15 tahun pun berpeluang besar menderita PTM mematikan. "Dalam dunia kesehatan, PTM itu disebut silent killer. Parahnya, sebagian besar masyarakat tidak mengerti kalau sudah menderita PTM mematikan," ucapnya.
Dia membeber data, PTM yang silent killer dan mengintai penduduk Indonesia usia di atas 15 tahun adalah obesitas sentral, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke. "42,1 juta penduduk menderita hipertensi, penderita obesitas sentral 44,3 juta, diabetes mellitus 8,9 juta, dan stroke 1,2 juta. Dari jumlah penderita ini 2/3 di antaranya tidak tahu kalau dirinya sudah mengidap penyakit PTM mematikan," paparnya.
Ditambahkan Ketum KOWANI Dr Giwo Rubianto Wiyogo, saatnya ibu dan keluarga Indonesia melakukan pencegafan dini terhadap PTM. Salah satunyanya dengan melakukan cek kesehatan secara rutin.
"Masyarakat harus membiasakan mengecek tekanan darah, lingkar perut, gula darah, kolesterol, dan tes deteksi dini kanker leher rahim. Kesuksesan kampanye Germas bisa diukur dari tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan aktifitas fisik setiap hari, konsumsi buah dan sayur, serta cek kesehatan secara berkala," pungkasnya. (esy/jpnn)