WASPADA! Ribuan Pemilih Fiktif Ditemukan
jpnn.com - TERNATE – Proses pemutakhiran data pemilih di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) dan Pulau Morotai masih menyisakan banyak masalah. Selain ditemukan ribuan pemilih yang belum terdaftar, juga terdapat ribuan pemilih fiktif di dua daerah tersebut.
Hal ini berdasarkan hasil pencocokan dan penelitan (coklit) yang dilakukan Badan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maluku Utara (Malut).
Berdasarkan daftar pemilih sementara (DPS), jumlah pemilih di Halteng sebanyak 37.153 jiwa. Namun setelah dilakukan coklit oleh Bawaslu, data DPS terkoreksi menjadi 33.368 jiwa. Artinya, sebanyak 3.785 orang dalam DPS dicoret karena tidak memenuhi syarat sebagai pemilih.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Teknis Pengawasan Pemilu Bawaslu Malut Bayu Arifin mengungkapkan sebanyak 618 pemilih di Halteng dicoret dari DPS karena sudah meninggal dunia.
Selain itu, terdapat 2.124 pemilih berdomisili di daerah lain dan 38 pemilih dicoret karena beralih status menjadi TNI/Polri.
“Juga ditemukan sebanyak 1712 pemilih fiktif dan 1 orang dianggap gangguan jiwa, 871 pemilih dicoret karena bukan penduduk asli daerah setempat dan 389 pemilih dicoret karena ditemukan ganda,” ujar Bayu merincikan saat memberikan keterangan pers di sela-sela acara launching Media Center, di Kantor Bawaslu Malut Selasa (22/11) seperti dilansir Malut Post (Jawa Pos Group).
Sebaliknya, lanjut Bayu, ditemukan sebanyak 2.050 pemilih yang belum terdaftar. “Meski begitu, hasil coklit menyebutkan jumlah pemilih menurun dibanding jumlah DPS,” jelasnya.
Sementara di Morotai, jumlah pemilih yang masuk DPS sebanyak 53.696 jiwa. Namun setelah dilakukan coklik berkurang sebanyak 4.904 jiwa atau menjadi 48.792 jiwa. Dia merincikan, terdapat 555 pemilih yang dicoret karena meninggal dunia dan 1.932 sudah berdomesili di daerah lain serta 1.243 pemilih ditemukan fiktif.