Watch Indonesia!, LSM Berlin yang Konsisten Pelototi Indonesia
Semua Berawal dari Tragedi Santa CruzDalam tragedi Santa Cruz tersebut, lebih dari 200 orang meninggal karena berondongan peluru tentara. Yang membikin miris, mayat para korban disingkirkan entah ke mana. Konon, baru 186 kerangka korban tragedi Santa Cruz yang ditemukan.
’’Peristiwa berdarah itu memacu kesadaran komunitas internasional, media, dan para aktivis saat itu bahwa Soeharto sebagai presiden semakin sering menggunakan militer sebagai alat kekuasaan,’’ ucap pria Jerman yang fasih berbahasa Indonesia tersebut.
Alex berkenalan dengan Indonesia cukup lama. Pada 1990 dia menjadi periset di Institut Teknologi Bandung (ITB). Setahun sebelumnya lulusan teknik lingkungan dari Technische Universitat Berlin itu bekerja di Padang, Sumatera Barat.
Sekembali dari Bandung, Alex menetap di Berlin. Namun, hati Alex yang kadung cinta Indonesia tidak bisa melupakan keramahtamahan orang-orang Indonesia. Hanya, dia menyesalkan karena penguasa Indonesia begitu semena-mena kepada rakyatnya.
”Makanya, setelah diskusi tentang tragedi Santa Cruz itu, saya merasa harus ada gerakan yang mengawal, mengawasi, dan memelototi proses demokrasi, politik, dan hak asasi di Indonesia. Lalu, lahirlah Wacth Indonesia! ini,” tutur Alex.
Pada 1994 Watch Indonesia! didaftarkan ke pengadilan Jerman untuk mendapatkan legalitas secara hukum. Setelah berbadan hukum, Watch Indonesia! semakin gencar menggelar diskusi, bedah buku, sampai menonton film bersama. Jejaring dengan berbagai LSM asal Indonesia pun semakin diperbanyak.
Jumlah aktivis Watch Indonesia! yang aktif saat ini 55 orang. Mayoritas adalah para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Berlin. Ada juga yang tinggal di Hamburg, Dresden, dan Koln.
Kegiatan-kegiatan yang diprakarsai Watch Indonesia! sejauh ini cukup mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Pada 1995, misalnya, ketika Presiden Soeharto bersama Menteri Luar Negeri Ali Alatas serta Menteri Riset dan Teknologi B.J. Habibie hadir dalam pameran teknologi di Hannover. Tanpa diduga, sejumlah aktivis Wacth Indonesia! mampu menggerakkan aksi demo menentang kedatangan pemimpin Orde Baru tersebut.