Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Wiranto Beber Alasan di Balik Wacana Penggunaan UU Antiterorisme untuk Pelaku Hoaks

Rabu, 27 Maret 2019 – 13:44 WIB
Wiranto Beber Alasan di Balik Wacana Penggunaan UU Antiterorisme untuk Pelaku Hoaks - JPNN.COM
Menkopolhukam Wiranto di Istana Negara. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengaku tidak ingin Indonesia hancur gara-gara hoaks alias kabar bohong. Dari situlah mantan Panglima ABRI itu menggulirkan wacana tentang penggunaan Undang-undang Antiterorisme untuk menjerat para pembuat dan penyebar hoaks.

"Kalau kemarin saya katakan, hoaks saya anggap teror, saya hadapi dengan undang undang terorisme, ribut. Namun, itu karena kecintaan saya pada negeri ini," kata Wiranto saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kewaspadaan Nasional dalam rangka penyelenggaraan Pemilu 2019 di Jakarta Pusat, Rabu (27/3).

Menteri pertahanan era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid itu menambahkan, Indonesia harus melalui jalan panjang agar menjadi negara merdeka dan berdaulat. Banyak rakyat berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga:

Pak Wiranto Tegaskan Presiden Jokowi Bukan Dewa Penentang Azan

Respons Kiai Ma'ruf soal Prabowo Manfaatkan Jeda saat Azan untuk Minum Kopi

Sebab itu, Wiranto akan melawan hoaks yang berpotensi mengganggu persatuan bangsa. "Saya cinta negara ini dan sayang negeri ini, sudah dijajah 350 tahun," ungkap dia.

Dalam kesempatan yang sama, Wiranto juga berbicara tentang alasan pemerintah membubarkan sebuah organisasi massa (ormas). Dia mengaku tidak ingin ormas tertentu merongrong Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Menko Polhukam Wiranto mengaku tidak ingin Indonesia hancur gara-gara hoaks alias kabar bohong. Karena itu dia mewacanakan pembuat dan penyebar hoaks dijerat UU Antiterorisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News