Wiranto Tak Ingin Ada Konflik di Hanura
jpnn.com - JAKARTA - Wiranto sebelum desmisioner dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Hanura, menyatakan tidak ingin ada konflik di internal partai yang didirikannya 10 tahun lalu.
Inilah yang menjadi alasan mengapa pemilihan sosok penggantinya di Hanura, dilakukan secara musyawarah dan mufakat. Sehingga, munculnya nama Oesman Sapta Odang (Oso) sebagai calon tunggal ketum Hanura, bukan bersifat penunjukan.
"Pemilihan ketua, hindari terjadi konflik. Upayakan satu nama secara aklamasi yang akan ditetapkan dalam Munaslub ini," kata Wiranto dalam konferensi pers di DPP Hanura, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/12).
Dia menyebutkan bahwa yang muncul sebelum Munaslub bukan hanya seorang Oso, tapi ada sejumlah nama lain. Namun setelah diseleksi ketat dalam musyawarah dan mufakat, maka diputuskan nama Oso.
Karena itu, dia ingin publik maupun kader jangan keliru memahami mekanisme internal Hanura dalam mengedepankan musyawarah dan mufakat untuk memilih pemimpin.
"Jangan keliru. Ini bukan penunjukkan. Jadi yang kita lakukan, calonnya banyak, tapi tidak kita adu dalam kontes di munaslub. Kebiasan kita, kan pake musyawarah mufakat. Itu yang dipakai," pungkasnya.
Diketahui, sebelumnya ada sejumlah nama yang sempat muncul sebagai kandidat ketum Hanura, baik internal maupun di luar partai. Seperti mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko dan kader seperti mantan Menpan-RB Yuddu Chrisnandy dan Dossy Iskandar.(fat/jpnn)