Wishnu Wishnu
Oleh: Dahlan IskanMisalnya, soal tiang-tiang penyangga lampu yang begitu banyak dan tinggi. Bagaimana kalau ada gempa.
Atau puting beliung. Maka konstruksi tiang lampu tersebut harus istimewa. Terbuat dari pemberat air di bagian bawahnya.
Soal komunikasi antartim kesenian juga berat. Jangan sampai peralatan yang fungsinya menge-jam komunikasi di situ berakibat putusnya komunikasi antarpetugas kesenian.
Bagaimana dinding irisan gunung itu bisa jadi layar digital raksasa?
"Sebenarnya dinding-dinding itu sudah berlumut. Gelap. Terpaksa harus kami bersihkan dulu. Sampai warna asli gunung kapurnya terlihat putih," ujar Wishnu.
Intinya, G20 sukses. Mahal-murahnya bisa kembali ke pepatah Jawa: ono rupo, ono rego.(*)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: