WNA asal Tiongkok Semakin Merajalela
Umar Arsal mengungkapkan, saat berada di perusahaan, pekerja lokal disuruh belajar bahasa Mandarin.
Harusnya orang-orang Tiongkok itu yang belajar bahasa Indonesia. Karena mereka berada di kedaulatan bangsa Indonesia.
"Bahasa jangan dibalik-balik. Harusnya mereka yang belajar bahasa Indonesia. Jangan hanya kebutuhan investor sampai merugikan harga diri bangsa," ujar pria berusia 53 tahun itu .
Beberapa warga lokal yang bekerja di perusahaan tambang saat ditemui sedang belajar bahasa mandarin. Mereka tidak akan diterima bila tidak menguasai bahasa Mandarin.
Harusnya pemerintah, kata dia, jangan merugikan kepentingan bangsa hanya karena ingin mendatangkan investor.
"Teman-teman DPR akan membentuk Panja untuk mengawasi keberadaan WNA di Indonesia. Tapi saat ini saya belum tahu perkembangannya," katanya.
Belakangan ini banyak WNA masuk di Sultra. Ia mengaku selalu bertemu dengan orang asing saat berada di pesawat atau Bandara Haluoleo.
Ia mempertanyakan kontrol pemerintah terhadap kedatangan WNA seperti apa. "Kontrol pemerintah bagaimana?," tanyanya.