Wow! 728 Karya Ikut Sayembara Homestay Nusantara 2016
jpnn.com - JAKARTA - Sayembara Desain Homestay Nusantara 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata mendapat respons yang fantastis.
Hingga proses penjurian sayembara arsitektur ini berakhir September 2016, ada 728 karya bercorak Nusantara yang membanjiri Balairung Soesilo Sudarman, Kemenpar RI. Ya, di tingkat nasional, inilah sayembara arsitektur yang paling banyak pesertanya.
“Sepanjang sejarah sayembara arsitektur di Indonesia, inilah yang terbanyak pesertanya. Karya yang terkumpul hingga batas akhir penyerahan 20 September 2016, menembus 728 buah. Antusias para desainer, arsitek, ahli gambar bentuk rumah dalam sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk rumah wisata (homestay), benar-benar luar biasa,” ungkap Ketua Pokja Tim Percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata, Hiramsyah Sambudhy Thaib, Selasa (11/10).
Hiramsyah menambahkan, tema sayembara berhadiah total Rp 1 miliar itu adalah Sayembara Desain Arsitektur Nusantara. Seluruh desain arsitekturnya disesuaikan dengan kearifan budaya lokal. Semua diselaraskan dengan arsitektur di 10 Destinasi Prioritas.
Dari mulai motif arsitektur Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger-Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo, Flores NTT, Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan Morotai, Maluku, semua ada.
Dan jangan khawatir soal spesifikasi dan desain yang dilombakan. Semua karya yang dikirim dijamin sudah sangat layak untuk dijadikan model hunian yang diperuntukkan untuk wisatawan. Dari mulai gambar denah, kamar pemilik bangunan, kamar yang disewakan, serta kamar mandi dan dapur yang dapat digunakan bersama-sama, semuanya menampilkan kreasi arsitektur lokal yang keren.
Mau lihat yang model apa? Desain bangunan berupa rumah tunggal, berlantai satu atau dua, tipe bangunan berjenis rumah panggung? Semuanya nyaris tak ada cela. Semuanya sukses membuat pusing dewan juri yang diisi nama-nama top di bidang arsitektur nasional. Dari mulai anggota dewan juri seperti Eko Alvarez, Endy Subijono, Bambang Eryudhawan, Hari Sungkari, Herry Purnomo, Dharmali Kusumali hingga Ketua Dewan Juri Yori Antar, semuanya satu suara. Semuanya mengaku dipusingkan lantaran harus menilai ratusan karya yang bagus-bagus.
“Tantangannya semua karya yang diserahkan bagus-bagus. inovasi dan kreativitas para arsitek luar biasa. Kami jadi kesulitan untuk mencari karya hebat yang cocok dengan kondisi lokal serta menguntungkan masyarakat lokal,” ungkap anggota dewan juri, Hari Sungkari.