Wow, Menpar Boyong 101 Industri ke ITB Berlin 2016
jpnn.com - JAKARTA – Tradisi Kemenpar sejak 20 tahun yang selalu dijaga adalah: Tampil Excellent di Internationale Tourism Bourse - ITB Berlin. Bursa pariwisata terbesar di dunia, yang diikuti 10.000 exhibitors, lebih dari 185 negara.
"Tahun 2016 ini, kami juga akan all out, mempromosikan brand Wonderful Indonesia sekalian memboyong 101 industri di sana," kata Menpar Arief Yahya, yang akan hadir di Messe, Berlin, 9-13 Maret 2016 itu.
Menurut Arief Yahya, ITB ini punya pengalaman panjang dan sudah berlangsung selama 50 tahun. Diperkirakan terjadi transaksi lebih dari 6,5 Billiun Euro, dengan ratusan ribu pengunjung ditambah media value yang sangat besar. Press release-nya juga berbahasa Inggris, Jerman, Spanyol, Prancis dan Portugis.
“Industri-industri besar pariwisata dari semua negara selalu hadir dengan kreativitas tinggi, dari desain booth, desain interior, sampai materi kesenian yang digunakan untuk menarik pengunjung di ITB Berlin,” kata Arief Yahya.
Mantan Dirut PT Telkom ini memastikan, selain branding dan advertising, Kemenpar juga rajin mengikuti salles mission. Tiga besar pameran industri pariwisata selalu dioptimalkan. Yakni ITB Berlin, WTM London, dan FITUR Madrid.
Selain itu, untuk pasar Timur Tengah, Indonesia juga tidak absen di ATM Dubai. Lalu pasar China di CTM Kunming dan berbagai kota besar di Negeri Tirai Bambu itu. Pasar Jepang, Korea, Hongkong, juga menjadi target market.
“ASEAN sudah pasti, karena pasar utama, seperti ITB Asia di Singapura, NATAS Travel Fair Singapura dan MATTA Malaysia, kami selalu tampil dan harus optimal,” ungkap Arief Yahya.
Sebenarnya, Arief Yahya sudah diminta menjadi salah satu nara sumber, untuk berbicara soal kisah sukses Indonesia di pentas global. Pertumbuhan yang bagus, 10,4 juta, atau 10,3 persen, sukses menghandle "bom teroris" dengan media sosial, dan reputasi internasional yang lain.
Arief sendiri sudah menyanggupi, untuk berbicara di tanggal 8 Maret 2016 itu, setelah diminta oleh Sekjen UN-WTO - United Nation World Tourism Organisation, Thalib Rifai.