Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
Hal tersebut, menurut Presiden Xi adalah persoalan mendasar yang harus diatasi.
"Seperti halnya kancing pertama kemeja yang harus dirapikan, maka persoalan mendasar itu perlu dibereskan agar hubungan China-AS bisa saling menguntungkan, stabil dan bergerak maju," ujar Presiden Xi.
Menurut Presiden Xi, saat ia bertemu dengan Presiden Biden di San Francisco tahun lalu, mereka meluncurkan visi San Francisco yang berorientasi pada masa depan.
"Dalam beberapa bulan terakhir, kedua tim telah menjaga komunikasi di berbagai bidang dan mencapai beberapa kemajuan yang baik. Namun masih ada permasalahan yang harus diatasi dan memerlukan upaya lebih lanjut. Kunjungan Anda kali ini telah disepakati antara Presiden Biden dan saya melalui panggilan telepon beberapa minggu lalu. Saya harap Anda akan menganggapnya produktif," kata Presiden Xi.
Hubungan kedua negara diketahui memanas khususnya setelah Senat AS pada Selasa (23/4) malam meloloskan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok di AS bila pemilik media sosial tersebut, perusahaan teknologi China, ByteDance, tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar China selama 9-12 bulan sejak UU disahkan.
Presiden AS Joe Biden mengatakan ia akan menandatangani pengesahan dokumen tersebut menjadi undang-undang pada Rabu (24/4).
Politikus AS menilai TikTok sebagai ancaman bagi keamanan nasional karena dimiliki oleh ByteDance asal China sehingga khawatir data penggunanya di AS yang mencapai 170 juta orang akan diberikan kepada pemerintah China.
Jika TikTok gagal melakukan divestasi hingga April 2025 maka kios aplikasi yang dioperasikan oleh Apple, Google dan layanan lain secara resmi tidak boleh menawarkan TikTok atau menyediakan layanan "hosting web" untuk TikTok.