Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Yafira 1.5

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 20 Februari 2022 – 08:08 WIB
Yafira 1.5 - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Disway.id

jpnn.com - PESAWAT saya dibatalkan. Tengah hari itu. Kamis lalu. Itulah pintarnya grup Lion. Saya harus memajukan atau mengundurkan. Tanpa protes. Saya bisa memaklumi. Itulah bisnis: tidak boleh rugi.

Soal kepuasan pelanggan? Pandemi Covid telah mengubah doktrin itu. Posisi konsumen sangat lemah di masa seperti ini.

Padahal jadwal saya tidak mungkin maju atau mundur. Pagi itu saya masih harus menerima beberapa tamu. Termasuk podcast dengan Ketua Paguyuban Tulang Rusuk Surabaya (PTRS)  Teguh Kinarto.

Baca Juga:

Saya juga tidak mungkin mengundurkan. Tiga acara sudah menanti di Jakarta. Apalagi sore itu juga saya harus kembali ke Surabaya lagi. Sudah ada acara menanti di hari Jumat pagi –di samping harus disiplin olahraga jam 05.30.

Maka saya pindah ke Garuda: 11.55. Sekalian kangen naik Garuda yang ternyata baik-baik saja –dengan penumpang nyaris penuh: sekitar 80 persen.

Seminggu sebelumnya jadwal pesawat saya juga batal. Juga grup Lion. Saya terpaksa maju jam 05.00. Sebenarnya terlalu pagi. Acara di Jakarta bisa dijangkau dengan pesawat jam 07.00 –sehingga tidak harus mengorbankan olahraga. Tapi tidak ada jadwal pesawat di sekitar itu.

Baca Juga:

Sejak terjadi Covid jadwal penerbangan tidak sebanyak dulu lagi. Dulu, ada penerbangan Jakarta-Surabaya hampir setiap setengah jam.

Saya naik Citilink pekan lalu pagi buta itu –satu-satunya yang punya jadwal sepagi itu. Isinya: hanya 39 orang. Saya hitung satu per satu penumpang yang masuk: 38 orang.

Gedung baru Yafira 1.5 hanya 300-an meter dari rumah orang tuanya itu. Usaha digitalnya berkembang pesat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News