Yakin SMI Bisa Perbaiki Ekonomi? Coba Simak Catatan Ini
Yang kedua, SMI tidak segan-segan membebani APBN dengan bunga obligasi yang sangat tinggi. “Obligasi termahal terbit zaman SMI sebagai menteri keuangan,” sambung Dradjad.
Ketiga, pada awal pemerintahan SBY saat Sri menjadi kepala Bappenas, Boediono sebagai menteri koordinator perekonomian dan Jusuf Anwar sebagai menteri keuangan, siklus ekonomi dunia membaik. Perekonomian dalam negeri pun terangkat.
“Ekonomi Indonesia di bawah trio itu memang mengalami pertumbuhan yang cepat, tapi tidak berkualitas,” ujar mantan anggota komisi keuangan DPR itu.
Keempat, Indonesia di era SBY telah gagal mendiversifikasikan sumber-sumber pertumbuhan. “Sehingga sekarang Presiden Jokowi dan Mas Bambang Brodjonegoro kena getahnya,” katanya.
Yang kelima adalah kasus Bank Century. Saat ini, kata Dradjad, posisi SMI dalam kasus Century memang aman secara hukum dan politik.
Namun, katanya, hal itu bukan jaminan. “Siapa tahu jika tiba-tiba dinamika politik berubah?” katanya.
Lebih lanjut Dradjad mengatakan, ideologi ekonomi SMI sebenarnya tidak cocok dengan Trisakti dan Nawacita yang menjadi jargon kampanye Presiden Jokowi. Selama ini SMI dikenal sebagai sosok yang berideologi ekonomi liberal.
“Saya hanya berharap ideologi ekonomi SMI sekarang lebih ke tengah, tidak terlalu di kanan seperti masa tugas sebelumnya. Siapa tahu orang bisa berubah lebih bijak dan berempati kepada rakyat kecil sejalan bertambahnya umur,” harapnya.