Yang Terjadi Ketika Ketua MPR Meninjau Lokasi Gempa Lombok
jpnn.com, LOMBOK - "TERIMA KASIH ya. Tolong kabarkan bahwa ini bencana besar. Rakyat Lombok butuh bantuan. Baik moril pun materiil,” kata Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menyapa kerumunan wartawan, usai makan malam di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin, 27 Agustus 2018, malam.
Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network
Pesawat yang menerbangkan Zulkifli Hasan beserta rombongan dari Jakarta tiba di Bandara Internasional Praya, Lombok tepat pukul 09.17 waktu Indonesia bagian tengah—satu jam lebih cepat disbanding waktu di Jakarta.
Bersamanya, antara lain, nampak Tubagus Dedy S Gumelar alias Miing, pelawak yang beken bersama Bagito Grup. Terlihat juga Sekjen MPR Ma'ruf Cahyono, anggota MPR Alimin, Sekjen PAN Eddi Suparno dan Yasmin Muntaz, mantan presenter televisi yang kini berpolitik bersama PAN.
Rombongan disambut sederet pejabat daerah dan para petinggi serta kader Partai Amanat Nasional (PAN) setempat.
Sejurus kemudian, iring-iringan kendaraan roda empat melaju ke Rumah Sakit Kota Mataram. Membesuk korban gempa Lombok. Mobil Alphard, dengan plat nomor RI 5 yang ditumpangi Zulkifli, tiba memasuki rumah sakit, pukul 10.12 waktu Lombok.
Berdasarkan pantauan mata langsung, pekarangan rumah sakit dipenuhi tenda-tenda darurat.
Di dalamnya, pasien korban gempa dari anak-anak hingga yang lanjut usia menjalani perawatan. Di luar tenda, orang-orang nampak hilir mudik.
Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram, dr. Ita Patriani Mars, kepada JPNN.com mengabarkan data terbaru, laporan korban bencana yang dirawat di rumah sakit itu hingga Senen, 27 Agustus 2018, pukul 07.00 wita.
“Total jumlah pasien 201 orang.Jumlah yang dioperasi 34 orang.Bedah umum 5 orang.Bedah orthopedi 29 orang.Rawat inap non bedah 52 orang.Rawat jalan 115 orang.Jumlah jenazah 3 orang, meninggal di rumah sakit 2 orang dan di lokasi gempa 1 orang,” katanya.
Selain penduduk setempat, menurut dia, ada tiga orang warga negara asing korban gempa yang dirawat di sana.
Didampingi Walikota Mataram Achyar Abduh, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan kawannanya masuk ke tenda-tenda. Menyambagi dan menyapa pasien.
Posko Pengungsian
Dari RSUD Mataram, rombongan Ketua MPR melaju beberapa posko pengungsian di Lombok Barat hingga Lombok Timur.
Di sejumlah titik sepanjang perjalanan, terlihat tenda-tenda. Di halaman rumah, di tepi jalan dan di tanah lapang. Padahal di wilayah itu tak terlihat reruntuhan bangunan pertanda diguncang gempa.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, rupanya rakyat trauma. Karena beredar kabar, yang entah dari mana asalnya, akan terjadi gempa yang lebih besar. Bahkan ada gembar-gembor akan ada tsunami.
Itulah yang membuat sejumlah rakyat ketakutan. Sehingga mereka mendirikan tenda-tenda di sekitar lingkungannya. Siang hari mereka pulang ke rumah, malamnya bermalam di tenda.
Matahari berada persis di puncak kepala rombongan tiba di Posko Kekait, Taebah, Lombok Barat.
Di sini, Ketua MPR menyerahkan bantuan selimut, tenda, dan uang tunai
untuk korban gempa.
"Kami prihatin dengan bencana gempa di Lombok Barat. Karena itu kami datang langsung untuk ikut merasakan apa yang dialami masyarakat Lombok Barat. Mudah-mudahan kedatangan kami bisa sedikit membantu dan menghibur," kata Zulkifli Hasan.
Kepada pengungsi dalam pertemuan di tenda, Ketua MPR berjanji akan menyampaikan persoalan yang dihadapi pengungsi kepada pihak terkait di Jakarta untuk segera melakukan penanganan.
M Idris (55), satu di antara pengungsi di Posko Kekait yang diwawancara JPNN.com mengaku tak berani pulang ke rumahnya. Ia trauma berat.
“Malam itu saya sedang ngopi di rumah teman. Tiba-tiba gelas kopi tumpah. Gempa besar. Kami berlarian ke pinggir jalan. Lampu mati. Lalu kami dihimbau berkumpul di sini. Sejak itu, saya belum lihat lagi rumah. Kata keluarga rumah sudah hancur,”ujarnya, pria yang sehari-harinya bekerja sebagai perajin bambu.
Bupati Lombok Barat Fauzan Halid mengungkapkan, akibat gempa, sebanyak 53.000 rumah rusak. Dari jumlah itu, 23 ribu rumah rusak berat, rusak sedang 15 ribu, dan sisanya rusak ringan.
"Dari pemerintah bantuan 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta untuk rusak sedang, dan rusak riangan Rp 10 juta. Semua bantuan itu atas dasar SK bupati," katanya.
Bertemu TGB
Di Posko berikutnya, Ketua MPR Zulkifli bertemu Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi yang lebih kenal dengan sapaan TGB.
Mereka sempat sholat berjamaah, makan siang dan lalu sama-sama meninjau posko pengungsian di Dusun Krujuk, Desa Pemenang Barat, Lombok Utara.
Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah terparah akibat gempa. Banyak bangunan hancur. Jumlah korban jiwa di daerah ini juga cukup besar dibanding daerah lainnya, yaitu mencapai 466 korban jiwa.
"Kita semua melihat dan menyaksikan bencana gempa yang terjadi di NTB ini sungguh besar. Jadi tidak betul kalau dikesankan kecil. Kita masih bersyukur karena kalau melihat lokasi seperti ini mungkin jumlahnya bisa ribuan korban jiwa. Karena total rumah yang rusak berat saja mencapai 70 ribu lebih," kata Zulkifli Hasan di Dusun Krujuk.
Melihat besarnya dampak gempa di Lombok ini, Ketua MPR meminta dukungan penuh pemerintah pusat untuk menanggulangi bencana ini.
"Kita minta dukungan penuh pemerintah pusat, apalagi sudah ada Inpresnya. Kalau tidak salah anggaran untuk penanggulangan bencana Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun. Dana itu bisa untuk bencana gempa di Lombok, saya kira bisa pulih kembali," ujarnya.
Selain untuk membangun kembali rumah dan sekolah, Zulkifli juga meminta perhatian atas bangunan madrasah dan pondok pesantren yang rusak. "Kita juga minta perhatian khusus dari Kemenag untuk pondok pesantren di NTB ini," pintanya.
Sementara Gubernur NTB TGB mengatakan saat ini sedang berlangsung proses verifikasi rumah-rumah yang rusak untuk mendapatkan bantuan. Verifikasi sudah hampir mencapai 100%.
“Pemerintah menyiapkan rekening. Kemudian masing-masing kepala keluarga akan ditransfer uang bantuan. Rusak berat mendapat bantuan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta. Sudah ada yang ditransfer," ujarnya.
Dari posko di Lombok Utara, Ketua MPR lanjut meninjau lokasi gempa dan posko pengungsian di Lombok Timur. Karena ada urusan lain, Bupati NTB tak ikut serta.
Sebelum berpisah, kepada media ini TGB sempat menyatakan bahwa pihaknya berupa dengan kemampuan terbaik memulihkan keadaan. (wow/jpnn)