Yang Vertigo dan Takut Ketinggian pun Sembuh
Minggu, 16 Juni 2013 – 06:35 WIB
Tentang indahnya pemandangan lembah yang akan kami saksikan. Tentang rasa penasaran sebelum masuk ke keranjang rotan yang akan membawa kami mengangkasa hingga setinggi 3 ribu kaki (sekitar 1 kilometer) dari permukaan tanah. Memang, di antara kami, empat wartawan Indonesia dan 16 penumpang lain (total ada 20 penumpang plus 1 pilot dalam satu balon), sama sekali belum ada yang pernah naik balon udara.
Setelah sekitar setengah jam menunggu, balon-balon itu benar-benar mengembang. Dalam kondisi maksimal, tinggi balon mencapai 30 meter atau setara dengan bangunan sepuluh lantai. Volume udara di dalamnya –untuk balon yang mengangkut 20 orang seperti yang kami tumpangi– sekitar 17 ribu meter kubik. Di dalam balon, suhu udara bisa mencapai 300 derajat Celsius.
Dipandu staf Hot Air, operator balon udara yang kami sewa hari itu, satu per satu penumpang naik ke ”kabin”. Kabin tersebut berupa keranjang rotan yang desainnya nyaris tak berubah sejak abad ke-18, ketika balon berawak kali pertama mengangkasa. Sejarah mencatat, balon udara berawak kali pertama terbang pada 1783. Balon itu ciptaan Montgolfier bersaudara dari Prancis.