YKAI Galang Dana Bangun Rumah Paliatif Untuk Anak Pejuang Kanker
jpnn.com, JAKARTA - Jumlah anak pejuang kanker meningkat setiap tahunnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui International Agency for Research on Cancer (IARC) diperkirakan 8.677 anak Indonesia usia 0-14 tahun menderita kanker pada 2020.
Angka itu merupakan kasus kanker terbesar di antara negara-negara se-Asia Tenggara.
Berdasarkan catatan terkini dari 8 rumah sakit yang berlokasi di Jakarta, Lampung, Surakarta, Yogyakarta dan Palembang serta beberapa daerah rural, dilaporkan total 7.000 kasus kanker anak berada dalam perawatan komunitas organisasi nirlaba Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI).
Ironinya, akomodasi rumah rawat kanker yang didedikasikan khusus serta memiliki lokasi dalam radius yang terjangkau oleh fasilitas Rumah Sakit Kanker Dharmais, rata-rata hanya memiliki 10 hingga 15 tempat tidur per lokasi.
"Jumlah ini tidak cukup untuk mengakomodasi pasien yang membutuhkan perawatan sementara selama masa pengobatan, kemoterapi, dan rehabilitasi mereka bersama YKAI. Karenanya, kami mengadakan program Humanity in Harmony," kata Ketua YKAI Sallyana Sorongan, Senin (30/10).
Peresmian program tersebut dilakukan YKAI bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin dalam kegiatan 'High Tea Gathering' yang disaksikan bersama tamu undangan para filantropis, donatur, dan pemerhati kesehatan anak utamanya pejuang kanker di Indonesia.
Sally menambahkan Humanity in Harmony merupakan inisiatif program YKAI dengan misi utama untuk pembangunan HOSPICE, yakni Rumah Paliatif bagi anak-anak penderita dan pejuang kanker dari keluarga prasejahtera stadium lanjut.
"Tempat ini akan diberikan akomodasi dan fasilitas yang akan mengoptimalkan kualitas hidup anak-anak pejuang kanker stadium lanjut ini,” jelasnya.