Yuddy Gelar Soft Launching Miniatur Indonesia di Ukraina
“Ini adalah salah satu bentuk keberhasilan diplomasi budaya,” ujar mantan MenPAN dan RB tersebut.
Upaya tersebut bukanlah upaya yang mudah. Terlebih, pembiayaannya merupakan swadaya dan juga sumbangan dari PT Bank BNI. Setelah dilakukan pengukuran di lapangan, diperlukan pembuatan replika yang detail dan serupa dengan aslinya mengingat ini adalah sebuah situs kebudayaan permanen. Sebuah perusahaan furnitur dari bahan tembaga yang biasa mengerjakan replika di Boyolali Jawa Tengah, CV. Mesail Craft, bersedia mengerjakan pekerjaan rumit tersebut.
Sementara saat pengerjaan miniature itu sendiri, di pantau langsung oleh Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi.
“Saya mendapatkan telepon dari Prof Yuddy, duta besar Ukraina, untuk ikut memantau dan mendukung pengerjaan miniatur. Kebetulan pabriknya ada di wilayah kerja saya. Bekerja sama dengan Mesail Craft. Saya ikut bangga produk lokal kita, produk Boyolali, bisa terpampang di dunia internasional,” tutur Aries Andhi.
Miniatur Indonesia ini 90 persen terbuat dari tembaga. Hanya rangkanya saja terbuat dari besi. Rangka besi untuk memberikan kekuatan untuk cuaca ekstrem misalnya badai salju dan lainnya, tersebut sering terjadi khususnya di daerah Eropa Timur seperti Ukraina. Dengan bahan tembaga, diharapkan miniatur ini dapat bertahan hingga lebih dari 50 tahun dengan perawatan yang baik.
“Situs kebudayaan berupa miniatur ini merefleksikan keberagaman Indonesia yang diikat oleh Ideologi Pancasila,” ujar Yuddy.
Selain itu, miniatur tersebut mampu menggambarkan besarnya Indonesia dengan 17,500 pulau di wilayah, terbentang 1,811,570 kilometer persegi dan penduduk sekitar 261,1 juta jiwa.
“Replika Masjid Istiqlal, Gereja Katedral Jakarta, Pura Ulun Danu Bali dan Candi Borobudur serta Tugu Monas dapat dilihat oleh pengunjung obyek wisata itu sebagai simbol Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.
Di hari Pahlawan ini, menurut Yuddy, kita menunjukkan kepada bangsa lain di dunia bahwa di Indonesia perbedaan bukanlah menjadi penghalang. Dengan sekitar 300 etnis dan 700 bahasa, pendiri negara kita bersatu mendirikan negara Indonesia.