Zulkifli Ogah Dikuliahi soal Toleransi oleh Diplomat Barat
jpnn.com, KARAWANG - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan, Indonesia merupakan negara yang paling toleran di dunia meski terdiri dari beragam budaya, suku dan agama. Karena itu Zulkifli menyesalkan jika masih ada pihak di Indonesia yang dicap radikal.
"Banyak saudara-saudara kita dicap radikal, itu tidak benar. Di Indonesia, perayaan Natal libur, hari raya (keagamaan, red) libur, bahkan Hari Konghucu libur. Menteri nonmuslim juga banyak. Coba di Eropa, apakah perayayan hari raya (Idulfitri, red) libur?" kata Zulkifli saat memberikan arahan dalam acara Apel Ranting PAN se-Jawa Barat di Karawang, Rabu (17/1) malam.
Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga kerap menerima laporan dari anaknya yang mengenyam pendidikan di New York, Amerika Serikat. Karena menggunakan nama Muhamad, anak Zulkifli kerap mengalami diskriminasi.
Misalnya, putra Zulkifli ketika di bandara-bandara AS terkena pemeriksaan acak. Bahkan di kampus pun dirundung.
“Semua kena random check. Naik kereta dicek, kalau di kampus salat di-bully sama teman-temannya. Untung dia sabar menjelaskan apa itu Islam," kata dia.
Zulkifli sebagai ketua MPR juga kerap menerima kunjungan sejumlah duta besar dari negara-negara Eropa. Kebanyakan duta besar ingin menjelaskan soal toleransi.
Namun, Zulkifli menolak mendengarkan penjelasan itu atas dasar negara mereka intoleran. "Saya bilang, ‘setop jangan bicara toleran. Silakan lihat dulu negara anda. Indonesia ini sudah sangat toleran, tidak perlu diajari’,” katanya menirukan ucapannya kepada para duta besar negara-negara Eropa yang menjadi tamunya.
Dia menilai, banyak pihak salah paham mengenai toleransi yang sudah diterapkan di Indonesia. Dalam sila pertama Pancasila juga disebutkan Ketuhaan Yang Maha Esa.