LG Inves Rp 14,4 Triliun di Papua Barat
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perindustrian mengungkapkan perusahaan global asal Korea Selatan, LG International berencana membangun pabrik petrokimia di kawasan ekonomi khusus Teluk Bintuni, Papua Barat. LG menyiapkan investasi USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 14,4 triliun dalam proyek tersebut.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan LG International serius ingin menggarap industri petrokimia di Papua. Oleh sebab itu, Kemenperin akan menindaklanjuti ketertarikan LG itu.
"Kami akan segera membuat draf MoU (memorandum of understanding) untuk mendukung proyek tersebut," ujar Harjanto dalam rilisnya akhir pekan lalu (9/8).
Kementerian Perindustrian juga siap merekomendasikan pemberian tax holiday untuk proyek pembangunan pabrik petrokimia LG International di Teluk Bintuni, Papua Barat. Harjanto berjanji petrokimia akan dijadikan sektor prioritas dalam pembangunan industri.
"Usulan agar petrokimia sebagai sektor prioritas akan diatur dalam Peraturan Presiden," sebutnya.
Sebelumnya pengembangan industri petrokimia baru diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 3 Tahun 2010. Namun begitu, Kemenperin meminta syarat kepada LG berupa kesediaan menambah derivatif produk berupa produksi methanol melalui pabrik di Bintuni."Ini bertujuan agar tercipta nilai tambah petrokimia yang lebih tinggi bagi Indonesia," cetusnya.
Kawasan Industri Teluk Bintuni di Papua Barat telah dirancang sejak 2010 dengan basis industri petrokimia. Beberapa investor yang berminat masuk di antaranya Ferrostaal dari Jerman, Sojizt dari Jepang, PT Pupuk Indonesia, serta LG International asal Korea Selatan."Kami berharap mereka dapat bersinergi memanfaatkan dan mengembangkan fasilitas umum disana," tambahnya.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan efisiensi inventasi dan pemanfaatan lahan. Dia mencontohkan kerjasama itu dapat berupa penggunaan infrastruktur pembangkit listrik bersama-sama.