KARANGANYAR - Mendekati seribu hari wafatnya mantan Presiden Soeharto, kemarin (16/10) keluarga Cendana melaksanakan upacara peletakan batu nisan di atas makam Soeharto di Astana Giribangun, MatesihBatu nisan dari marmer seberat satu ton itu kembar dengan batu nisan makam istrinya, Siti Hartinah (Tien) Soeharto
BACA JUGA: Yang Lapor Berantas Korupsi Tambah
Nisan setinggi 90 centimeter dan berukuran 1 x 2,6 meter dengan warna dasar putih dipasang dalam tiga tahap
BACA JUGA: Akui Pemberantasan Korupsi Belum Optimal
Setelah pas dengan desain tempat yang telah disiapkan, selanjutnya pekerja memasang badan nisanTerakhir, penutup nisan sekaligus tempat maejan (mahkota nisan)
BACA JUGA: Panitia Tes CPNS Minta Maaf
Sepasang maejan setinggi 30 centimeter sendiri baru akan dipasang saat puncak peringatan seribu hari meninggalnya penguasa Orde Baru itu, 22 Oktober mendatangMasing-masing bagian nisan direkatkan dengan adonan khusus perekat marmerDibutuhkan sedikitnya lima belas pekerja untuk mengangkat dan memasang bagian-bagian nisanMereka bekerja di bawah arahan langsung kerabat keluarga Cendana yang juga Bupati Wonogiri Begug Purnomosidi
Batu nisan yang didatangkan dari Tulungagung tersebut sama persis dengan nisan di makam Tien SoehartoDesainnya sederhanaHampir tidak ada ornament, selain ukiran berwarna emas yang menghiasi keterangan pemilik nisanTertulis Bapak Jenderal Besar TNI (purn) H Muhammad Soeharto, Lahir 8 Juni 1921, Meninggal 27 Januari 2008
Hanya Hutomo Mandala Putra (Tomy) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamik) yang hadir dan menunggui prosesi peletakan batu nisanTomy yang mengenakan pakaian serba putih dan kopyah serta Mamik berbaju krem lengkap dengan kerudungnya, terlihat khusuk membaca yasin dan tahlil sebelum nisan dipasangMereka didampingi Bupati Karanganyar Rina Iriani, Kapolres Karanganyar AKBP Edi Suroso, serta sejumlah pejabat eselon dari Pemkab Karanganyar dan Wonogiri
"Nisan ini disiapkan sendiri oleh bapak (Soeharto) dan Ibu (Tien Soeharto) saat mereka masih hidupBahkan nisan untuk anggota keluarga inti juga sudah ada," terang Tommy usai prosesi acara
Setelah pemasangan batu nisan, prosesi peringatan seribu hari meninggalnya presiden ke-2 RI itu selanjutnya adalah tahlilan yang dilaksanakan di lima tempat secara bersamaan, 21 Oktober malamYakni di Masjid Attin TMII Jakarta; di Kemusuk Jogjakarta-tempat kelahiran Soeharto-, di Monumen Tien Soeharto Jaten Karanganyar, tempat Kelahiran Tien Soeharto; di Dalem Kalitan yang merupakan rumah Soeharto di Solo, serta di Astana Giribangun sendiri
"Pusatnya di Masjid Attin karena tempatnya lebih luasKami (keluarga) tidak menyebar undangan jadi kami harap masyarakat bisa ikut hadir dalam kegiatan tersebut," jelas Tommy
Puncak peringatan seribu hari wafatnya Soeharto akan dilaksanakan 22 Oktober di Astana GiribangunRencananya, putra-putri Soeharto akan hadir dalam acara itu.(rk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peran Pers Kalahkan Senjata
Redaktur : Tim Redaksi