1 Ton Sabu-Sabu Ternyata Pesanan Para Bandar di Indonesia

Jumat, 23 Februari 2018 – 10:00 WIB
Kapal pembawa 1 ton sabu-sabu saat diamankan di Batam, Kepri. Foto: batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri masih terus mengembangkan kasus penangkapan kapal MV Min Lian Yu Yun 61870 yang menyeludupkan sabu seberat 1,6 ton ke Batam, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.

Menurut hasil penyelidikan Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri kapal tersebut direncanakan akan berlabuh di Anyer, Banten dan transaksi di Hotel Orchardz, Jakarta.

BACA JUGA: 4 Penyeludup 1,6 Ton Sabu-Sabu Sempat Tawarkan Uang Suap

Direktur Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri, Brigjen Pol Eko Daniyanto menuturkan sabu sebanyak itu bukanlah pemesanan dari satu orang saja.

"Tapi banyak bandar di Indonesia, ini yang sedang coba kami selidiki," katanya saat ditemui Batam Pos di Mapolda Kepri, Kamis (22/2).

BACA JUGA: Rekor Baru, Bareskrim Ungkap Penyeludupan 1,8 Ton Sabu-sabu

Terkait dengan pemeriksaan, Eko mengatakan masih menanyakan hal-hal yang biasa. "Bukan yang terlalu mendalam," tuturnya.

Dari pengalamannya dalam menyidiki sindikat ini, dia mengatakan agak sulit mengorek informasi. Karena bandar di China mengembangkan jaringan sel terputus.

BACA JUGA: Tahun Baru Imlek, Turis Singapura Mulai Banjiri Batam

"Kurir ini mengakui ke kami hanya bertugas membawa barang ini ke Anyer, lalu akan melakukan transaksi di hotel kawasan Jakarta," ujarnya.

Namun pihak kepolisian tidak hanya mengandalkan informasi dari keterangan ke empat WN China itu saja. Pihaknya akan memeriksa Voyage Data Recorder (VDR) kapal.

Dengan membuka data yang ada di VDR, Eko yakin bisa memetakan daerah mana saja yang dilalui kapal ini.

"Kami juga bisa memetakan perjalanan sabu ini dari Malaysia. Informasi ini bisa mendukung, untuk penyelidikan selanjutnya," ungkapnya.

Pembukaan VDR ini, kata Eko akan dibantu oleh pihak Bea Cukai Batam. “Kamis (22/2), pemeriksaan baru berlangsung lima jam. Karena penerjemah datangnya pukul 13.00. Hari ini kami masih melanjutkan pemeriksaan,"tuturnya.

Saat ditanya kemungkinan adanya tambahan tersangka, Eko menuturkan belum bisa menyimpulkan hal itu. Namun dia merasa, tak akan ada penambahan tersangka. Karena pertemuan kurir ini dengan bandar asal Indonesia, sudah tak bisa lagi di telusuri.

"Kurir ini tidak tau akan bertemu siapa. Karena menunggu arahan dari bandarnya di China. Meminta mereka membuka mulut juga cukup sulit," ujarnya.

Dia mengatakan setiap kurir sabu yang dikirimkan dari China sudah diawasi bandarnya. Tidak hanya kurir saja, tapi juga keluarga dari kurir.

"Kurir ini lebih memilih di hukum berat, dari pada keluarganya yang terancam. Walau begitu kami akan tetap mencoba mengungkapkan siapa bos dari ke empat orang ini," ucapnya.

Terkait Shenzen, Eko mengatakan daerah itu termasuk tempat produksi narkoba di China. Dia mengatakan sudah pernah melakukan perjalanan di daerah itu.

"Daerahnya sangat padat, satu daerah itu saja penduduknya hampir sama dengan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Sangat kesulitan untuk memetakannya," tuturnya.

Eko menuturkan sabu itu ditemukan pihaknya di palka depan sebelah kiri. Sabu tersebut, disebutkan Eko sudah siap untuk dipasarkan. Berbeda dengan temuan TNI AL di Batam beberapa waktu lalu. "Ini sudah dikemas dalam plastik teh hijau, siap edar dan pakai," katanya.

Penyelidikan kapal pembawa sabu ini, sudah dimulai pihak Bareskrim sejak 9 Januari. "Semuanya itu berawal dari informasi yang kami terima, bahwa ada pengiriman sabu dalam jumlah besar dari China ke Indonesia dalam waktu dekat," ungkapnya.

Dari informasi ini, pihaknya mengumpulkan informasi lagi melalui polisi Taiwan maupun China. Ternyata informasi ini akurat. Informasi baru kembali masuk, pengiriman sabu menggunakan modus kapal ikan. "Saya bentuk empat tim. Tim satu di anyer, tim dua di Tanjunglesung, Tim tiga di merak dan tim empat di Batam," tuturnya.

Tim empat, kata Eko berangkat ke Batam 15 Februari. Tim yang dikomandoi oleh AKBP Gembong Yudha, bergabung dengan tim Bea Cukai Kepri. Tim ini melakukan patroli dari Batam ke Anambas beberapa kali.

"Bayangkan tim reserse harus naik kapal, dan menghadapi rintangan ombak setinggi 3 meter. Ada sedihnya dan lucunya juga, sampai muntah-muntah tim ini," ungkapnya.

Hasil dari patroli ini, membuahkan hasil. 20 Februari, kapal BC 20007 dan 7005 menemukan kapal yang diincar. "Hasil penyelidikan kami selama ini tidak sia-sia. Syukurlah bisa mengungkapkan kasus ini,"pungkasnya. (ska)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun Baru Imlek, 10 Ribu Warga Tionghoa Batam Mulai Mudik


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler