jpnn.com, MOSUL - Sudah sepuluh bulan ISIS meninggalkan Iraq. Tetapi, Mosul masih porak-poranda. Tidak ada bangunan yang berdiri utuh di tengah reruntuhan gedung. Ribuan mayat dan kerangka orang-orang yang kehilangan nyawa dalam perang antiteror yang digagas Amerika Serikat (AS) itu pun terbengkalai.
AL Midan adalah permukiman yang menjadi benteng pertahanan terakhir ISIS di Mosul sebelum pasukan koalisi AS dan militer Iraq mengalahkan mereka. Karena itu, wajar jika kawasan tersebut rusak parah.
BACA JUGA: Malaysia Tangkap 15 Teroris, Ada IRT dan Siswa SMA
Nyaris tidak ada bangunan di sana. Semua rata dengan tanah. Di balik puluhan rumah yang kini berupa onggokan puing tersebut terkubur mayat-mayat dan kerangka-kerangka penghuninya.
’’Kami tidak bisa memberikan angka yang tepat. Pemerintah meminta kami berhenti menghitung,’’ kata Mohammad, seorang sukarelawan pencari mayat, kepada Middle East Eye, Jumat (1/6).
BACA JUGA: Ingat, Ini Tanggal Pembacaan Vonis untuk Aman Abdurrahman
Angka yang dia maksud adalah jumlah mayat yang sudah dievakuasi kelompoknya. Dimulai empat orang, kini kelompok sukarelawan tersebut beranggota 30 orang. Area kerja mereka pun hampir di seluruh Mosul.
Sebelum Mohammad dan rekan-rekannya menggali reruntuhan di bekas permukiman warga, sebenarnya Civil Defence Corps of Iraq lebih dulu melakukan evakuasi mayat. Namun, kelompok bentukan pemerintah tersebut hanya berfokus kepada warga sipil.
BACA JUGA: Aman Mengaku Anjurkan Murid dan Pengikut Berperang di Suriah
Civil Defence Corps of Iraq bekerja sejak Oktober 2017. Tetapi, mereka berhenti pada Januari lalu karena yakin misinya telah tercapai. Begitu Civil Defence Corps of Iraq meninggalkan Mosul, Mohammad dan timnya bekerja.
Berawal dari Al Midan, mereka kini sudah merambah hampir seluruh Mosul. Terutama Old City yang menjadi sarang utama ISIS Iraq. Di kota itulah Abu Bakar Al Baghdadi mendeklarasikan Khilafah Islam pada Juni 2014. Sejak saat itu hingga 2017, bendera ISIS berkibar di puncak menara Masjid Akbar Al Nuri yang tingginya 45 meter.
Al Jazeera melaporkan bahwa hingga April, 1.260 mayat dan kerangka manusia telah dievakuasi dari Mosul. Setelah itu, pemerintah menghentikan penghitungan. Tetapi, misi Mohammad dan rekan-rekannya berlanjut.
Hingga sekarang, para sukarelawan itu terus menggali puing-puing serta mengevakuasi mayat dan kerangka. Kondisi sebagian besar mayat tersebut tidak utuh, melainkan serpihan.
Civil Defence Corps of Iraq menghentikan misinya di Mosul karena tidak mau mengevakuasi mayat dan kerangka para teroris alias para pengikut ISIS.
Sesuai dengan instruksi pemerintah, mereka hanya bertugas mengevakuasi mayat dan kerangka warga sipil. Karena itu, saat jumlah mayat dan kerangka yang terkumpul cocok dengan jumlah warga sipil yang hilang, mereka berhenti mencari.
Padahal, mayat dan kerangka manusia masih bertebaran di Mosul. ’’Yang kami temukan memang lebih banyak yang terdeteksi sebagai pengikut ISIS. Sebagian besar mayat itu masih memakai sabuk bom bunuh diri atau ditemukan di dekat bahan peledak,’’ terang Mohammad. Mayat dan kerangka yang seperti itu, menurut dia, memang sengaja ditinggalkan oleh Civil Defence Corps of Iraq.
Tetapi, Mohammad dan rekan-rekannya tidak membedakan mayat dan kerangka itu sebagai warga sipil atau teroris.
’’Semula kami menyerahkan mayat dan kerangka temuan kami ke perwakilan pemerintah. Sekarang tidak lagi. Kami diminta langsung menguburkan secara masal di area pemakaman yang sudah disediakan,’’ terang pemuda 28 tahun itu. Mayat dan kerangka tersebut dikubur tanpa dihitung.
Sehari para sukarelawan bisa menemukan rata-rata 20 mayat dan kerangka. Tetapi, Mohammad mengatakan bahwa pihaknya pernah mengevakuasi 200 mayat dan kerangka dalam sehari.
’’Kami biasa bergerak pada pagi hari saat aroma mayat-mayat yang membusuk tidak terlalu menyengat,” katanya.
Tanpa peralatan yang memadai, para sukarelawan itu mengandalkan tangan kosong untuk menggali.
Kepada media, pemerintah Iraq mengidentifikasi mayat dan kerangka yang dikuburkan secara masal itu sebagai musuh. ’’Sebuah tengkorak kecil dengan pita rambut berhias bunga dimakamkan secara masal,’’ kata Mohammad.
Selain itu, ada serpihan tangan dan kaki anak-anak yang dilabeli sebagai musuh. Pemerintah Iraq menganggap mayat dan kerangka anak itu sebagai keluarga pengikut ISIS.
Desember lalu Associated Press merilis laporan tentang Battle of Mosul. Pertempuran hebat yang sukses mengakhiri sepak-terjang ISIS di Iraq itu menewaskan sedikitnya 10 ribu orang.
Dalam laporan itu tidak disebutkan apakah jumlah tersebut mencakup para pengikut ISIS. Tapi, pemerintah Iraq berhenti melakukan evakuasi saat jumlah mayat yang diangkat dari Mosul mencapai 1.260. (hep/c4/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNPT: ISIS Tidak Hanya Dari Suriah, Tetapi Juga Marawi
Redaktur & Reporter : Adil