BNPT: ISIS Tidak Hanya Dari Suriah, Tetapi Juga Marawi

Kamis, 24 Mei 2018 – 01:28 WIB
Suhardi Alius. Foto: BNPT

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengajak semua pihak mewaspadai ancaman ISIS.

Menurut Suhardi, ancaman ISIS tidak hanya datang dari pengikut yang pernah menimba ilmu di Suriah, tetapi juga dari Marawi, Filipina.

BACA JUGA: Sampono: Terorisme harus Ditangani dengan Cara Luar Biasa

Suhardi menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam pada round table discussion dengan tema Mengantisipasi Kondisi Keamanan Kawasan Asia Pasifik Guna Mengurangi Implikasinya Dalam Rangka Ketahanan Nasional di Gedung Lemhanas, Jakarta, Rabu (23/5).

“Kita benar-benar harus waspada karena bentangan geografis kita yang luar biasa sehingga apa yang terjadi di Marawi berdampak langsung ke Indonesia,” ujar Suhardi.

BACA JUGA: DPR Setuju Lapas Khusus Napi Terorisme

Dia menambahkan, ada beberapa website radikal yang menginstruksikan anggota ISIS Marawi untuk pindah ke Indonesia.

“Sebab, di Marawi sudah tidak memungkinkan. Ini harus kita antisipasi, baik internal pemerintah dan seluruh masyarakat dalam menangkal gerakan sel ISIS dari Marawi ke Indonesia,” ujar Suhardi.

BACA JUGA: Saran Pak Hendro bagi Generasi Milenial demi Sikat Terorisme

Dia menjelaskan, ada perbedaan mendasar antara ISIS dan Alqaeda.

Pertama, ISIS darah siapa pun yang melawan halal meski seiman.

Kedua, ISIS selalu memiliki teritorial, sedangkan Alqaeda tidak.

Untuk teritorial di Asia Tenggara, ISIS sempat ingin mengalihkan ke Sulawesi Tengah.

Namun, usaha TNI dan Polri membuat ISIS bergeser ke Filipina Selatan. Di sana memang sudah ada beberapa faksi yang menjadi sel-sel ISIS.

“Setelah Marawi hancur bukan berarti selesai. Sebab, jihadis Indonesia masih banyak yang ingin pergi ke sana. Juga dipicu kondisi daerah konflik selalu menjadi medan magnet bagi pengikut ISIS untuk melakukan solidaritas,” ungkap mantan Kabareskrim Polri ini.

Dia menilai radikalisme dan terorisme membuat kebinnekaan Indonesia mulai terganggu.

Terlebih dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat canggih.

Karena itu, dia berharap dengan segera diundangkannya Revisi Undang-Undang Antiterorisme, tahap preparasi radikalisme dan terorisme bisa disentuh. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendefinisikan Terorisme Memang Tak Mudah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
ISIS   terorisme  

Terpopuler