jpnn.com, TIMIKA - Ratusan guru honorer di Kabupaten Mimika kecewa, meski sudah melakukan aksi di depan kantor pusat pemerintahan Mimika, Senin (6/11). kemarin.
Tidak adanya kepastian dari Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dalam membayar hak mereka yaitu insentif, membuat ratusan guru honorer yang didominasi ibu guru itu terpaksa menelan rasa sakit hati.
BACA JUGA: Tak Punya Uang, Bupati Omaleng Belum Deklarasi Pilkada 2018
Sebelum aksi kemarin, para guru honorer hanya menggelar aksi di depan Kantor Dispendasbud. Namun mereka akhirnya meluapkan kekecewaan serta sebagai bentuk aksi protes kepada pemerintah dengan memblokade akses keluar masuk kantor pemerintahan kabupaten.
Aksi bakar ban di kedua pintu gerbang kantor mewarnai aksi para guru. Pagar juga ditutup rapat sehingga akses lumpuh total. Pegawai hingga masyarakat yang hendak keluar tertahan di dalam kompleks kantor. Kendaraan truk yang mengangkut material timbunan pekerjaan juga tertahan dan tidak bisa beroperasi.
BACA JUGA: Angkut Brimob Usai Patroli, Mobil LWB Freeport Ditembaki
Awalnya, puluhan guru datang dengan tertib mengikuti apel pagi. Mereka pun diberi ruang dan membentuk barisan tersendiri. Seperti pegawai lainnya, mereka mengikuti apel dari awal hingga akhir. Sebenarnya mereka sangat berharap yang memimpin apel adalah Bupati Mimika, Eltinus Omaleng agar bisa mendapat jawaban langsung.
Namun rupanya tiga pucuk pimpinan Pemda Mimika mulai dari Bupati, Wakil Bupati serta Sekda tidak hadir. Kadispendasbud, Jeni Usmani pun tidak ada. Yang memimpin apel Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Christian Karubaba.
BACA JUGA: Lampung Bakal Krisis Guru Tahun Ini
Usai apel, guru menuju Kantor Dispendasbud. Sayangnya tak ada pejabat yang ditemui. Mereka pun akhirnya menduduki kantor. Tak hanya itu, mereka membakar ranting pohon di jalan dekat Kantor Dispendasbud. Tidak puas sampai disitu, mereka lanjut hingga menutup kedua pintu masuk dan keluar kantor pemkab.
Berbagai upaya dilakukan pihak kepolisian agar pintu dibuka tapi para guru tetap bertahan sampai adanya kepastian hak mereka dibayarkan. Perdebatan alot bahkan sempat diwarnai adu mulut oleh para guru dengan beberapa warga yang geram karena tertahan dalam kompleks kantor.
Sekitar pukul 14.00 WIT, Kabag Ops Polres Mimika, Kompol Tony Upuya yang berusaha bernegosiasi dengan koordinator aksi akhirnya membuahkan hasil. Tapi guru tetap meminta jaminan untuk dipertemukan dengan para pimpinan daerah serta meminta insentif yang belum dibayarkan sejak Januari sampai November itu segera direalisasikan.
Tony berjanji akan membangun komunikasi dengan para pejabat pengambil kebijakan. Dan rencananya guru dan para pejabat akan dipertemukan pada Senin (13/11) mendatang. “Tapi tidak ada lagi negosiasi atau dialog, kami minta hari itu juga insentif harus dibayar,” timpal salah seorang guru.
Penjelasan yang sama diberikan Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Christian Karubaba bahwa pejabat pengambil kebijakan tidak ada di Timika. Bupati, Sekda serta Kadispendasbud sedang berada di luar daerah sehingga keputusan tidak bisa diambil.
Koordinator aksi, Ignasius Rudin mengatakan, aksi ini dilakukan untuk meminta Kadispendasbud segera membayarkan insentif seperti yang sudah diperintahkan oleh Bupati Mimika, Eltinus Omaleng. “Kepala dinas tidak indahkan perintah Bupati untuk bayar insentif, kami harap Senin depan sudah harus putuskan untuk bayar,” tegas Rudin. (sun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tamsil Tiga Bulan Belum Cair, Guru: Salah Kami Apa?
Redaktur & Reporter : Adek