10 Mayat Korban Kapal Tenggelam di Selat Malaka Ditemukan

Rabu, 05 Desember 2018 – 18:52 WIB
Tim SAR. Foto ilustrasi: sumutpos/jpg

jpnn.com, PEKANBARU - Tim SAR Gabungan Riau telah menemukan para korban kapal tenggelam di perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis, Riau. Hingga saat ini sudah 10 jenazah yang diduga tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal berhasil dievakuasi.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, mayat terakhir yang ditemukan berjenis kelamin perempuan, Selasa (4/12) sekitar pukul 09.00 WIB.

BACA JUGA: Basarnas Didesak Perpanjang Pencarian Korban KM Multi Prima

Mayat tanpa identitas itu ditemukan dua nelayan yang hendak menjaring ikan di Pantai Teluk Emas, Dusun III, Desa Kuala Merbau.

"Saat ini sudah ada 10 mayat yang ditemukan. Yang terakhir, pagi tadi (kemarin, red) seorang mayat jenis kelamin perempuan. Mayat itu dalam perjalanan menuju Pekanbaru untuk otopsi," ujar Sunarto didamping Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Asmarahadi dan Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Polda Riau, AKBP drg Khodijah MM, Selasa (4/12) petang.

BACA JUGA: Keluarga Korban Kapal Tenggelam Minta Basarnas Bertindak

Diterangkan Sunarto, penemuan 10 mayat yang mengambang di tengah lautan itu bermula dari kapal nelayan yang menyelamatkan dua pria hanyut di perairan Selat Malaka.

Identitas mereka diketahui bernama Jamal dan Boboi. Menurut keterangan Jamal dan Boboi, kapal yang mereka tumpangi dengan tujuan Malaysia tenggelam lantaran diterjang gelombang.

BACA JUGA: Mayday, Mayday..Kapal Sempat Minta Bantuan Sebelum Tenggelam

Selang dua hari ditemukan Jamal dan Boboi, tepatnya Sabtu (24/11) siang, seorang mendapat sesosok mayat pria di Perairan Rupat Utara. Mayat itu selanjutnya dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan di RSUD Kota Dumai.

"Hasil visum et repertum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kemudian anggota berkoordinasi dengan Dinsos, karena tidak ada yang mejemput dan sudah empat hari. Maka mayat itu dimakamkan di TPU Dumai," jelas Sunarto.

Mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara itu, beberapa harinya kemudian, Polres Bengkalis menerima informasi dari masyarakat terkait penemuan tiga mayat oleh nelayan yang tengah menjaring ikan di Perairan Bantan. Ketiga mayat itu berjenis kelamin, dua laki-laki dan satu perempuan.

"Mayat itu dievakuasi dan dibawa ke RSUD Bengkalis lalu diserahkan ke RS Bhayangkara Polda untuk dioutopsi," terang Kabid Humas Polda Riau.

Hasil identifikasi, kata Sunarto, dua mayat diketahui diidentitasnya yang mana merupakan warga Sumatra Barat (Sumbar). Adapun identitas mereka yakni, Ujang Chaniago (48) asa Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan. Lalu, Mimi Dewi (32), warga Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan.

"Dua jenazah diserahkan kepada keluarga. Satu lagi masih di RS Bhayangkara Polda," tambahnya.

Masih kata Sunarto, pada Jum'at (30/11) lalu, sorang nelayan kembali menemukan sesosok mayat perempuan tanpa identitas. Berselang satu hari, nelayan bersama kepolisian dan Basarnas menemukan empat mayat. Tiga di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan diketahui bernama Maya Karina. Namun, hal ini belum bisa dipastikan. Karena identitas ditemukan petugas belum tentu milik yang bersangkutan.

"Jadi dari 10 jenazah di RS Bhayangkara. Baru 3 jenazah yang terinditifikasi identitasnya, yakni Ujang Chaniago, Mimi Dewi dan Marian Suhadi," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Sunarto, pihaknya telah membuka posko pengaduan korban hoang di dua tempat yaitu RSUD Bengkalis dan RS Bhayangkara Polda Riau. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat yang merasa kehilangan untuk dapat melaporkannya.

"Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga segara melaporkan, hal ini akan mempermudah proses identifikasi," pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Pol Asmarahadi mengatakan, untuk dapat mengidentifikasi ketiga mayat. Pihaknya melakukan metode Antemorten dan Postmorten. Metode Antemorten kata dia, dibutuhkan dua sample data yakni primer dan sekunder.

Untuk data primer, terdiri dari sidik jari, data pemeriksaan gigi, dan Deoxyribonucleic Acid (DNA). Sementara, untuk data sekunder adalah data pelengkap korban antara lain riwayat penyakit korban. Pakaian terakhir yang digunakan.

''Untuk pengumpulan data ini, kita melibatkan pihak keluarga. Hari ini, sudah ada lima keluarga datang,'' ungkap Asmarahadi.

Jika beberapa hari kedepan, upaya identifikasi tidak membuahkan hasil. Pihaknya berencana akan melakukan koordinasi dengan dinas sosial, untuk dapat menyelenggarakan proses pemakaman. “Jika tidak ada juga pihak keluarga yang datang, otomatis kita akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial,'' singkatnya.(rir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Tenggelam di Danau Victoria, 224 Nyawa Melayang


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler