jpnn.com, BALI - Kapal Motor (KM) Multi Prima dilaporkan tenggelam di perairan dekat Pulau Kapoposang, Bali, pada Kamis (22/11) pukul 19.05 WIB lalu.
Kapal jenis kargo tersebut berlayar dari Surabaya menuju Waingapu, NTT. Di antara 14 awak yang terdaftar, 7 selamat dan sisanya hilang.
BACA JUGA: Kapal Tenggelam di Danau Victoria, 224 Nyawa Melayang
Operasi pencarian dan penyelamatan pun segera dilakukan. Kepala Kantor SAR Mataram I Nyoman Sidakarya mengungkapkan, operasi yang melibatkan belasan personel dan kapal SAR RB 220 Mataram itu belum membuahkan hasil.
"Perkembangan operasi SAR hari ini (kemarin, 25/11), hasilnya nihil. Dari unsur udara dengan pesawat patroli TNI-AL, diinfokan juga nihil," kata Nyoman kepada Jawa Pos.
BACA JUGA: KKP Tenggelamkan 125 Kapal Pelaku Illegal Fishing
Nyoman menambahkan, operasi SAR akan dilanjutkan selama 7 hari sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Saat KM Multi Prima tenggelam Kamis, awak kapal diselamatkan oleh kapal kargo terdekat, yakni KM Cahaya Abadi.
BACA JUGA: Trauma Tenggelam, Nelayan Memilih Tidak Melaut
Berdasar laporan yang ditulis nakhoda KM Cahaya Abadi Yulius Indrajati Elfa, pada Kamis pukul 18.45 dari radio kapal terdengar panggilan minta bantuan di kanal komunikasi 16. KM Multi Prima meminta bantuan ke stasiun radio pantai terdekat.
Pada pukul 19.05 WIB, KM Multi Prima mendeklarasikan kondisi darurat, "Mayday, Mayday," tiga kali.
Panggilan darurat itu diterima KM Cahaya Abadi yang kemudian segera meluncur ke lokasi terakhir KM Multi Prima.
Saat itu KM Multi Prima sudah hampir tenggelam. Kapten KM Multi Prima memerintahkan kru untuk meninggalkan kapal.
Berdasar plot perhitungan posisi, Yulius memperkirakan KM Multi Prima kali terakhir berada di barat Pulau Kapoposang, Bali, sekitar 28 mil nautikal dari posisi KM Cahaya Abadi.
Dia pun segera membentuk tim SAR dan memobilisasi peralatan seperti sekoci penyelamat dan life raft.
Tiba di lokasi perkiraan posisi terakhir KM Multi Prima, Yulius memerintahkan pencarian. Baru setelah sekitar 4,5 jam atau pukul 00.25, kru KM Cahaya Abadi mendapati muatan kapal kargo tersebut terapung di perairan 4 hingga 5 mil nautikal di utara Pulau Kapoposang.
Beberapa kru ditemukan terapung di antara bangkai kapal dengan hanya memakai life jacket. Mereka berteriak minta tolong.
Para kru Cahaya Abadi segera memberikan pertolongan. Sampai menjelang subuh, tujuh orang berhasil dinaikkan ke dek. "Mereka dalam keadaan selamat dan lemas serta shock berat," tulis Yulius.
Pada pukul 05.00 keesokan harinya (23/11), Yulius memerintahkan upaya pencarian dan penyelamatan dihentikan karena cuaca buruk.
Ombak bergulung setinggi 2 meter. Cahaya Abadi akhirnya memutuskan untuk berlayar ke pelabuhan terdekat, yakni Probolinggo.
Korban selamat adalah Bob Chris Butarbutar, 27, asal Medan; Rahmatullah, 28, asal Lamongan; Debiyallah Sastria, 28, asal Flores; Zainal Arifin, 28, asal Flores; Benyamin Henuk, 28, asal Flores; Aldy Hidayat, 18, asal Bantaeng, Sulsel; dan Jamaludin Sengaji, 20, asal Flores.
Kantor KSOP Kelas IV Probolinggo segera memberikan pertolongan kepada tujuh ABK yang diangkut KM Cahaya Abdi.
Para korban selamat untuk sementara ditampung di rumah dinas Stasiun Radio Pantai Navigasi Probolinggo sambil menunggu pemeriksaan penyebab tenggelamnya kapal. (tau/c11/agm/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 17 Nyawa Melayang Gara-Gara Kapten Sepelekan Pelampung
Redaktur & Reporter : Natalia