jpnn.com, PALU - Sebanyak 10 rumah beserta perlengkapan yang ada di dalamnya hanyut terbawa arus banjir yang melanda Desa Galumpangan, Kecamatan Dakopemean, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Rabu (23/3) sekitar pukul 03.00 WITA.
Sebanyak 10 unit rumah warga itu merupakan rumah semipermanen berdinding kayu maupun permanen berdindingkan tembok beton.
BACA JUGA: 12 Rumah di Padang Lawas Hanyut Diterjang Banjir Bandang
Para pemilik rumah tidak dapat menyelamatkan semua barang-barang berharga yang ada di dalamnya.
Seluruh pemilik rumah dan anggota keluarga yang berada di dalamnya berhasil menyelamatkan diri.
BACA JUGA: Rumah Sepi, Kakek Cabul Beraksi, Biadab!
"Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan debit air meningkat di sungai yang berada di Desa Galumpangan. Ketidakmampuan sungai tersebut menampung debit air, mengakibatkan air meluap dan menyebabkan banjir di Desa Galumpangan," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng Andi Sembiri dihubungi di Palu, Rabu (23/3).
Dia menegaskan saat ini warga sangat panik akibat banjir yang terjadi ditambah hujan yang masih mengguyur. “Selain itu, listrik padam dan air masih menggenangi rumah penduduk," ujarnya.
BACA JUGA: Seusai Gelar MotoGP Indonesia, Kawasan Mandalika Langsung Terendam Banjir
Selain menghanyutkan 10 unit rumah, banjir tersebut juga menyebabkan jalan trans yang menghubungkan Kabupaten Tolitoli dengan Kabupaten Buol putus.
Andi mengatakan kini warga Desa Galumpanga memilih mengungsi ke rumah kerabat yang tidak terdampak banjir.
Sekarang ini, katanya, warga sangat membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus, minum maupun memasak.
"Saat ini, Tim Reaksi Cepat BPBD Banggai terus melakukan pendataan korban jiwa dan infrastruktur yang terdampak banjir tersebut dan berkoordinasi dengan aparat desa setempat terkait penanganan bencana yang terjadi," tambahnya..
Andi mengimbau masyarakat setempat agar tetap waspada dan selalu siap siaga mengantisipasi bencana serupa yang dapat terjadi sewaktu-waktu agar tidak ada korban jiwa. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy