Komunitas Turki di Australia mengajak para wanita dari berbagai kalangan untuk merajut sebanyak 100 kaos kaki, untuk merayakan kesamaan sejarah antara Turki dan Australia.

Saat Perang Dunia Pertama berlangsung, pemerintah Turki mengajak seluruh warganya dari berbagai usia dan kalangan untuk merajut kaos kaki bagi para tentara yang sedang berperang.

BACA JUGA: Kunjungi Brisbane, Dalai Lama Kritik Pembunuhan Atas Nama Agama

Kaos kaki ini bisa menghangatkan para pejuang saat berada di medan perang yang dingin.

Hal yang sama pula dilakukan oleh Pemerintah Australia, dengan mengajak para wanita dari berbagai kalangan untuk merajut kaos kaki dan dikirim kepada mereka yang tergabung dalam Tentara Australia dan Selandia Baru atau ANZAC, yang juga terlibat dalam Perang Dunia Pertama.

BACA JUGA: Resep Akhir Pekan: Sup Ayam Lemon

Permintaan untuk membuat kaos kaki dari pemerintah di dua negara ini memberikan makna rasa kemanusiaan dan dukungan kepada para pejuang dari kedua negara.

Tahun 2015, untuk memperingati 100 tahun mendaratnya tentara Australia dan Selandia Baru di Gallipoli, Turki, komunitas Turki di Australia mengajak para wanita dari berbagai latar belakang budaya untuk merajut kaos kaki.

BACA JUGA: Demi Hemat Biaya Sewa, Mahasiswa di Australia Bisa Tinggal dengan Lansia

"Terima kasih kepada para relawan yang telah ikut terlibat dalam proyek ini, ini sebagai bukti bahwa adanya kesamaan sejarah dari dua negara [Australia dan Turki]," ujar Mehmet Kucuksakalii, Konsul Jenderal Turki di Victoria.

"Lewat proyek ini kita merayakan kebersamaan yang terjalin dan akan terus terbina diantara kedua negara."

Sebanyak 100 kaos kaki yang terbuat dari wol asli Turki dan bermotifkan Turki dipamerkan di Islamic Museum Australia di Melbourne.

Seperti apa ratusan kaos kaki yang sama persis dengan yang digunakan para tentara 100 tahun lalu? Tonton di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Malaysia Airlines Mendarat Darurat di Melbourne

Berita Terkait