Ketika seorang nenek berusia 89 tahun asal Melbourne, Barbara, mulai terjatuh di rumahnya karena masalah pinggul, ia sadar bahwa hari-harinya untuk hidup sendiri harus berakhir.

"Suami saya meninggal dan saya sendirian di sebuah flat yang cukup besar di sini, dan saya membutuhkan seseorang untuk hidup dengan saya," kata Barbara.

BACA JUGA: Pesawat Malaysia Airlines Mendarat Darurat di Melbourne

Tapi program berbagi rumah di negara bagian Victoria yang inovatif, yang mencocokkan anak muda dengan warga lansia (lanjut usia) menarik perhatian perempuan ini.


Barbara dan Yin telah tinggal bersama selama hampir 4 tahun.

BACA JUGA: Pelajar Australia di NSW Belajar Buat Nasi Tumpeng

Program berbagi rumah telah begitu sukses, muncul usulan untuk memulai program serupa di negara bagian New South Wales.

Direktur lembaga ‘Youth Action NSW’, Katie Acheson, mengatakan, ada sejumlah rumah di Sydney yang kurang dimanfaatkan.

BACA JUGA: Pameran Sepatu Coba Angkat Kesakitan yang Dialami Pemakainya

"Pada saat yang sama, ada banyak warga lansia dan penyandang disabilitas yang mencoba untuk tinggal di rumah lebih lama, dan ingin tetap keluar dari fasilitas perawatan," sebutnya.

Ia menambahkan, "Mungkin mereka memiliki rumah besar sehingga mereka kaya aset tapi miskin uang tunai, sehingga mereka tak mampu mendapat bantuan untuk mengurusi rumah mereka."

Dalam proposal ini, anak-anak muda akan menyelesaikan tugas-tugas seperti memasak dan membersihkan rumah dengan imbalan akomodasi bersubsidi atau bebas-sewa.

"Kami menyarankan agar pemerintah menyusun program percontohan di mana anak-anak muda hidup dengan warga lansia atau penyandang disabilitas dengan imbalan 10 jam mengurusi rumah mereka," utara Katie.

Ia menyambung, "Keterjangkauan rumah di Sydney benar-benar gila dan kaum muda hanya ingin melihat semua pilihan dan benar-benar bersedia untuk melihat model alternatif."

Pada saat yang sama, Katie juga mengatakan, sementara warga lansia ingin mempertahankan rumah keluarga mereka dan gaya hidup mandiri yang sudah biasa mereka jalani.

"Ini gila karena hal ini belum terjadi di New South Wales, mengingat kami memiliki populasi kaum muda tertinggi dan populasi lansia tertinggi. Dan stres atas sewa yang tertinggi pula di negara ini," jelasnya.

Perhatian dan pendampingan

Barbara mendaftar untuk program itu di Melbourne hampir empat tahun yang lalu, dan sangat menikmatinya.

Yin, seorang mahasiswa berusia 33 tahun, telah hidup dengan Barbara sejak saat itu.

Barbara sekarang memiliki ketenangan pikiran ketika menyangkut keselamatan di rumah tiga kamar miliknya.

"Anda punya seseorang untuk mengurus Anda jika Anda pingsan di malam hari atau setidaknya untuk menelepon ambulans," katanya.

Itulah yang terjadi pada Barbara dalam sejumlah kesempatan.

"Ketika saya sakit dan harus pergi ke rumah sakit, Yin membawa barang-barang saya," tuturnya.

Selama seminggu, Yin memasak makan malam untuk Barbara dan pergi berbelanja dengannya tiap Sabtu pagi.

"Ini bekerja sangat baik," aku Barbara.

Sepuluh jam kerja seminggu di rumah Barbara juga berjalan dengan baik bagi Yin yang telah menggunakan layanan berbagi rumah ‘Wesley’ sejak 2009.

"Harga sewa rumah benar-benar gila dan ketika saya mendengar tentang hal itu, saya pikir, 'hidup dengan seseorang dan memiliki seseorang untuk diajak bicara dan menyelamatkan uang sewa saya, itu terdengar bagus’,” utara Yin dengan jujur.

Ia menambahkan, "Kadang-kadang kami minum teh bersama dan ketika Barbara memainkan piano, saya mendengarkan."

Baik Barbara dan Yin suka mendengarkan musik klasik dan menonton program ‘Antiques Roadshow’ bersama-sama di televisi.

"Senang mengetahui bahwa ada seseorang di sini, memastikan bahwa Anda terawat. Ia sangat baik dan peduli," ujar Barbara.

BACA ARTIKEL LAINNYA... University of Sydney Dapat Dana Rp 330 M Untuk Teliti Ganja Bagi Pengobatan

Berita Terkait