jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurniasih Mufidayati menyebut pemerintah seharusnya tidak salah fokus menangani Covid-19.
Terutama, usai muncul kabar 100 dokter yang menangani Covid-19 meninggal dunia.
Dia menjelaskan, data dari Pandemic Talks menyebut Indeks Pengaruh Kematian Nakes (IPKN) karena covid-19 di Indonesia mencapai 223, yang berarti memiliki dampak kematian nakes terburuk di dunia.
"Semua komponen bangsa harus bangun dari zona amannya, bahwa seolah kita tidak apa-apa. Bahwa ekonomi jauh lebih penting dari kesehatan. Jangan lagi pemerintah menyebut wafatnya nakes kita karena tidak disipin. Adakah empati disana?" ujar Mufidayati dalam keterangan resminya kepada awak media, Selasa (1/9).
BACA JUGA: Duit Bansos Covid-19 Dirampok
Mufida, sapaan Kurniasih Mufidayati juga mengingatkan, saat ini daya tampung rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19 sudah penuh. Jakarta merilis per Jumat 28 Agustus 2020 kapasitas ruang isolasi dan ICU di RS rujukan sudah terisi sekitar 70 persen.
"Dokter dan perawat terus berguguran dan kapasitas ruang perawatan Covid hampir 100 persen. Bisa dibayangkan apa yang selanjutnya terjadi?" papar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
BACA JUGA: Alamak... 7,700 Unta Terinfeksi Mers-COV di Arab Saudi
Mufida pun meminta perlu langkah cukup revolusioner dan eksponensial dari pemerintah agar jumlah konfirmasi positif dan angka kematian akibat Covid-19, bisa menurun.
Di sisi lain, dia memahami program pemulihan ekonomi nasional yang terpukul akibat pandemi. Kebijakan untuk pemulihan ekonomi sudah dilaksakan dengan alokasi annggaran yang besar.
"Namun, kami mohon peyelamatan nyawa rakyat, harus tetap menjadi prioritas. Negara harus mengutamakan pemulihan kesehatan terlebih dulu, sehingga bisa menata perekonomian dengan lebih optimal. Bukan sebaliknya, seperti saat ini" sebut Mufida.
Mufida mengatakan, media luar dan dunia internasional menempatkan penanganan Covid-19 di Indonesia dalam lima besar terburuk di dunia.
Dia pun mengingatkan, penilaian itu terkonfirmasi dengan data-data yang sudah dipaparkan sebelumnya terkait belum turunnya kurva kasus konfirmasi positif.
Kemudian rasio kematian tenaga kerja kesehatan yang termasuk tinggi di dunia dan mulai penuhnya kapasitas rumah sakit.
"Di sini jiwa kepemimpinan seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan diuji. Apakah benar-benar seluruh jajaran melaksanakan semua arahan dan keberpihakannya terhadap pemulihan penyakit ini. Kami minta dengan segala hormat Bapak Presiden Republik Indonesia melakukan langkah-langkah yang nyata untuk menyelamatkan nyawa anak bangsa," ujar dia.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan 100 dokter dinyatakan meninggal dunia selama menangani Covid-19.
Informasi itu disampaikan IDI melalui akunnya di Twitter @PBIDI, Senin. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan