100 Wanita Berkebaya di Hari Ibu, Siap Bawa Kebaya Mendunia

Rabu, 22 Desember 2021 – 23:06 WIB
Perempuan Indonesia berkebaya di Hari Ibu. Foto: dok Perhimpunan Kebayaku

jpnn.com, JAKARTA - Para pemerhati kaum perempuan yang tergabung dalam Perhimpunan Kebayaku mengggelar parade fashion kebaya karya anak bangsa dan talk show seputar kebaya dalam rangka memperingati Hari Ibu.

Tidak tanggung, desainer Musa Widyatmodjo yang sudah 30 tahun malang melintang di dunia fashion Indonesia, dihadirkan untuk mengupas tuntas perjalanan kebaya Indonesia hingga trennya di era milenial.

BACA JUGA: Mensos Risma: Hari Ibu Jadi Momentum bagi Perempuan untuk Bangkitkan Generasi Penerus

Terlihat, sekitar seratus perempuan tampak apik berlenggak-lenggok memamerkan kebaya berbagai khas daerah di Indonesia saat hari ibu.

"Konsep acara ini adalah menikmati sore yang indah bersama Perhimpunan Kebayaku sambil menambah wawasan dengan berbincang tentang kebaya Indonesia dari masa ke masa yang disampaikan oleh fashion designer Musa Widyatmodjo. Di acara ini kami juga menampilkan parade kebaya dari para tamu yang hadir," tutur Founder Perhimpunan Kebayaku, Nunun Daradjatun, Rabu (22/12).

BACA JUGA: Istimewa! Sepuluh Petugas SPBU di Surabaya Pakai Kebaya

Nunun menambahkan acara Kebaya Indonesia dari Masa ke Masa ini dikemas santai tetapi membahas subyek yang menarik untuk dikupas dengan serius, yaitu tentang kebaya mulai dari sejarah, pakem sampai model kekiniannya.

"Harapan kami adalah mengajak kaum perempuan Indonesia bersama mencintai kebaya sebagai warisan nenek moyang kita, dan jangan ragu untuk mengenakannya dalam keseharian. Apalagi saat berkebaya, perempuan Indonesia semakin menawan dan cantik," tambahnya.

BACA JUGA: Batal Dinikahi Denny Sumargo, Dita Soedarjo Lelang Kebaya Tunangan

Dia mengatakan Perhimpunan Kebayaku berencana membawa pakaian khas Indonesia itu mendunia sehingga semua tahu bahwa kebaya berasal dari Indonesia dan sangat cantik bila dikenakan semua wanita.

"Langkah awal, kami akan membuat buku majalah dan akan disebarkan di Unesco. Kebetulan istri dari Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat juga masuk dalam buku majalah ini, jadi nanti bisa langsung dikenalkan di Amerika," tutur Nunun.

Sementara itu, di hadapan ratusan ibu-ibu anggota Perhimpunan Kebayaku, Musa Widyatmodjo, juga tampak apik menjelaskan fashion kebaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Desainer yang sempat mengenyam pendidikan fashion di Amerika selama 5 tahun itu, sudah aktif di dunia fashion sudah lebih dari 30 tahun.

"Kebaya itu banyak macamnya, ada yang modern, klasik, tradisonal, saya pelajari semua. Dari berbagai daerah pun punya ciri khas dan makna berbeda, ada dari Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra Barat, dan lain sebagainya," jelas Musa.

Musa tidak hanya bercerita tentang ragam kebaya dan perjalanannya, tetapi juga mencirikan sehelai kebaya serta apa yang diperbolehkan dan tidak boleh dalam berkebaya.

Jika sudah tahu, maka saat berkebaya di masa mendatang, bisa paham cara memilih dan memakai sesuai dengan pakemnya.

"Saat nantinya kita mewariskan kebaya kepada generasi mendatang, tetap mampu mewariskan yang sesuai pakem, jangan sampai kebaya kita obrak-abrik lalu kita wariskan dan memberi PR pada generasi penerus untuk membenahinya," tuturnya

Perhimpunan Kebayaku pun terus gencar mengampanyekan untuk melestarikan kebaya sebagai warisan budaya Indonesia.

Terutama kepada generasi milenial sehingga mereka bisa secara nyaman, percaya diri dan bangga memakai kebaya di berbagai acara.

Adapun pemerkasa perhimpunan ini adalah lima orang Perempuan Indonesia yang cinta dan ingin melestarikan sekaligus mengembangkan Kebaya Indonesia yaitu Nunun Daradjatun, Rosa Dino Pati Djalal,  Tata Rusd, Sendy Yusuf, dan  Siti Garsiah Tampi. (flo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler