103 WN Tiongkok Jadi Penjahat Siber di Bali, Modusnya Begini

Rabu, 02 Mei 2018 – 17:07 WIB
PENJAHAT SIBER: Puluhan warga negara Tiongkok yang digerebek jajaran Polda Bali di Mengwi, Badung, Selasa (1/5). Foto: Adrian Suwanto/Radar Bali.

jpnn.com, JAKARTA - Jajaran Polri membekuk 114 pelaku kejahatan siber yang melibatkan warga negara Indonesia (WNI) dan Tiongkok di Bali. Penggerebekan dilakukan di tiga lokasi berbeda, Selasa (1/5).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengungkapkan, dari 114 orang yang ditangkap itu ada 103 WN Tiongkok dan 11 WNI. Untuk WNI yang ditangkap terdiri dari lima perempuan dan enam pria.

BACA JUGA: Cara Ratusan WN Tiongkok Menyusup ke Bali demi Jadi Penjahat

“Sedangkan WN Tiongkok ada 103 orang, rinciannya sebelas perempuan dan 92 laki-laki,” ujar Iqbal di Jakarta, Rabu (2/5).

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu menambahkan, para tersangka memanfaatkan saluran internet untuk melakukan kejahatan siber. Pelaku saat beraksi mengaku sebagai aparat penegak hukum di Tiongkok.

BACA JUGA: Terungkap, Ratusan WN Tiongkok Jadi Penjahat Siber di Bali

Para tersangka juga menggunakan alat canggih yang dapat mengubah nomor telepon mereka seolah-olah dari instansi kepolisian, kehakiman, dan kejaksaan di Tiongkok. "Setelah korban dibujuk rayu dan diintimidasi, korban akhirnya mengirimkan sejumlah barang yang diminta kepada mereka," tutur dia.

Kini, ratusan tersangka kejahatan siber itu dalam tahanan Polda Bali. Polisi juga mengamankan berbagai barang bukti.

BACA JUGA: WN Tiongkok Menipu, Rp 500 Juta Ditukar Mi Instan dan Garam

“Kami juga sita sejumlah barang bukti berupa 51 unit telepon, lima unit laptop, 82 buah paspor, 53 unit ponsel, 18 unit router, 2 unit printer, dan 27 unit HUB,” sebut Iqbal.

Sedangkan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali Kombes Anom Wijaya mengungkapkan, para pelaku beraksi menggunakan antena pemancar yang dibangun di samping rumah kontrakan. “Antena setinggi 20 meter itu diduga sebagai pemancar sinyal jaringan yang akan terhubung langsung ke Tiongkok,” tuturnya.

Dengan alat tersebut, sindikat kejahatan lintas negara itu menyasar korbannya. Mereka meneleepon korban yang berada di Tiongkok.

“Modusnya, mereka ambil nomor dari credit card korban asal Tiongkok yang ada di internet. Setelah itu, mereka buka akses lewat internet dan buat transaksi fiktif, lalu meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang. Pokoknya banyak cara,” pungkasnya.(dre/mus/JPR/mg1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga WNA di Surabaya Dideportasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler