jpnn.com - IMAM masjid di Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Imam Shamsi Ali merasa perlu memberikan jawaban atas respons Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, yang dianggapnya sudah memberikan ancaman somasi terhadap dirinya.
Melalui akun facebook-nya (Imam Shamsi Ali), Shamsi membeberkan jawaban lengkap terhadap hal yang dianggapnya ancaman tersebut.
BACA JUGA: Aturan Gaji Baru PNS Belum Bisa Diterapkan Tahun Depan
"Dan ini jawaban lengkap saya terhadap ancaman itu. Pak Fadhli Zon, saya berusaha memahami responnya secara positif. Tapi biarkan saya memberikan pendapat saya lagi," tulis Shamsi, beberapa jam lalu. (adk/jpnn)
Berikut Jawaban Shamsi Ali atas Respons Fadli Zon:
BACA JUGA: Mendagri Perintahkan Gubernur Siaga Kabut Asap
1. Saya tahu itu adalah konferensi pers. Tapi konferensi pers dalam rangkaian kampanye DT. Makanya pak Ketua dan rombongan dibaris di belakangnya bersama pendukungnya dgn slogan mendukung DT. Tidakkah anda berselfie ria dengan salah seorang pendukungnya?
2. Memang bukan mendukung. Tapi hadir dalam acara yang settingnya untuk kampanye (walau itu press conference) dapat ditafsirkan sebagai dukungan oleh calon lain. Kalaupun tidak ada penafsiran seperti itu, pejabat negara hadir di acara seperti itu secara protokol tidak etis.
BACA JUGA: Menteri Tjahjo Instruksikan Tindak Tegas Pembakar Hutan
3. Saya tidak memasalahkan pertemuan dgn DT di lt 26 selama 30 menit. Tapi video jelas menggammbarkan ketua dan rombongan ada di baris belakang selama pers konference itu. Di penghujung acara itu sebenarnya pak Ketua dan rombongan hampir terlupakan. Nampaknya ada yang ingatin ttg tamunya. Maka DT Kembali lagi dan memperkenalkan ketua, dengan cara yang, maaf, sangat melecehkan. minimal ada dua kalimat yang perlu digaris bawahi:
1) dikatakan oleh DT we would do great thing for US dan pak ketua hanya manggut-manggut. 2) Do they love me in Indonesia? Pak ketua menjawab; yes highly. Kedua jawaban yang diberikan oleh pak Ketua tdk pantas.
4. Sekali lagi saya tidak membahas apa yang terjadi di belakang layar. Itu adalah hak anda untuk menjelaskan ke khalayak ramai. Yang saya dan banyak orang diskusikan adalah apa yang beredar di video itu. Di video itu di saat DT memberikan press conference ketua dan rombongan dibaris di belekang Donald seolah sebagai pendukungnya. Setelah itu Donald keluar tapi nampaknya ada yang ingatkan ttg tamunya. Diapun kembali untuk 2-3 menit mengenalkan tamu. Jadi yang 30 menit itu hak anda untuk menjelaskan ke khalayak ramai. Selebihnya biar khalayak ramai yang menjudge..
5. Saya tidak bermaksud merendahkan dewan yang terhormat. Tapi dengan hadir di acara DT itu dengan sendirinya merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa. Siapa DT yang memperlakukan seorang ketua DPR/wakil, (coba sekali lagi videonya) demikian? Setelah selesai acara ditinggalkan saja demikian seperti orang kebingungan. Bayangkan kalau Speaker of Congress diperlakukan seperti itu. Apa reaksi Amerika? Sekali lagi, ini masalah martabat bangsa. Ketua dan wakil ketua DPR membawa nama bangsa di sini.
6. Pak Fadhli selalu mencari justifikasi dengan alasan pebisnis berhasil. Boleh jadi boleh tidak. DT dalam bebarapa dekade terakhir banyak bangkrut, termasuk usaha judinya di Las Vegas. Entah apa bentuk investasi DT di Indonesia yang dibanggakan? Selain media bersama Hari Tanoe, khususnya dalam acara Miss Universe.
Kalaupun memang DT mau invest di Indonesia, hanya waktu yang tidak pas. Bukan ketua DPR yang hadir ke sana, tapi perwakilan BKPM yang memang punya kantor di New York. Selian itu, ada banyak orang kaya, bahkan lebih kaya dari DT yang bisa diajak invest di Indonesia. Kenapa DT di saat musim kampanye, dan di saat acara itu pula?
7. Saya sudah jelaskan pernyataan saya itu kalau itu bukan untuk ketua/rombongan pada komunikasi kita terdahulu. Tapi informasi yang saya dapatkan dari orang yang punya kredibilitas, tahu siapa-siapa saja yang datang pada saat resesi kongress. Ada banyak anggota dewan terhormat yg datang ke Washington DC atas nama kunjungan kerja tapi kongresnya libur.
Saya paham kalau ketua dan rombongan mengikuti sidang IPU di PBB. Dan itu saya hormati. Yang kami masalahkan kan buka itunya. Tapi pengaturan jadwal yang secara protokoler tidak pantas.
8. Sebagai pejabat publik, anda memang harus siap dikritisi. Dan rakyat yang anda wakili punya hak bersuara berdasarkan pemahaman mereka. Kalau ada yang salah anda yang harus mengklarifikasinya kepada publik.
Saya menyampaikan rasa kepedulian saya karena memang nilai rupiah semakin terpuruk. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Ada beberpa perusahaan yang tutup. Tapi pejabat kita jalan-jalan keluar negeri dengan menghabiskan anggaran besar. Benar tidaknya, harga tiket lebih dari $14.000. Uang harian lebih dari $500.00 perhari. Dana penginapan lebih dari $1200-an per malam. Siapapun itu tahu kalau ini melebih-melebihkan dari yang sesungguhnya. Walaupun memang anggarannya demikian, kepada tidak ada rasa solidaritas untuk tidak menghamburkan anggaran di saat ada keprihatinan masyarakat?
9. Saya terkejut DT mendengar kalau DT berencana menanam modal untuk mengembangkan kecamatan Cigombong, Bogor. Luar biasa seorang kaya bernama DT untuk melakukan itu. Tapi saya percaya saja...tidak ada ruginya memang. Cuma sejujurnya saja agak aneh jika tiba-tiba DT mau invest untuk pembangunan sebuah kecamatan itu.
10. Itu adalah title yang teman-teman berikan karena saya salah seorang Imam yang dipercaya oleh walikota New York untuk menjadi "penghubung" antara kantor walikota dan komunitas Muslim. Saya juga NYPD liaison ke komunitas Muslim. Selain itu saya adalah wakil Muslim dalam badan kerjasama antar umat beragama di AS.
Semua itu menjadikan teman-teman memberikan julukan itu. Yang sesungguhnya juga tidak terlalu penting-penting amat.
11. Akhirnya saya sudah menjelaskan posisi saya dengan jelas. Hak pak Fadhli untuk menerima atau menolak. Dan kalau pemahaman saya tentang apa yang terjadi dianggap fitnah, dan mau somasi itu juga hak anda sebagai pejabat negara. Artinya dengan reaksi anda yang seperti ini juga memberikan saya pemahaman lebih jauh tentang siapa dan apa anggota dewan terhormat. Saya sekali lagi tidak punya beban, apalagi akan takut dengan ancaman itu. Toh akhirnya biar publik tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dan mohon maaf komunikasi kita ini juga bisa terpublikasikan luas. Terima kasih!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Imam Besar di New York Menjawab Ancaman Somasi Fadli Zon
Redaktur : Tim Redaksi