11 Poin Penting Tingkatkan Wisata Bahari Kapal LOB

Selasa, 07 Maret 2017 – 00:35 WIB
Kemenpar rampung menggelar FGD dengan tema Permasalahan dan Solusi LOB Dalam Mewujudkan Pariwisata Bahari yang Berkelanjutan. Foto: Kemenpar

jpnn.com - jpnn.com - Ibarat bermain bola, Kemenpar mengaktifkan semua lini untuk mendapatkan jumlah gol dan kemenangan.

Setiap peluang harus menjadi gol. Setiap lini harus punya opportunity untuk menjadi wisman.

BACA JUGA: Pemkab Badung Senang Raja Salman Datang saat Low Season

Tidak terkecuali di Wisata Bahari Pariwisata Kapal Pesiar Live On Board atau yang lebih dikenal dengan istilah LOB yang terus didorong Menpar Arief Yahya itu.

Dia menyadari, potensi laut atau maritim Indonesia itu sangat besar.

BACA JUGA: Puncak Festival Komodo Bakal Bikin Geleng-Geleng Kepala

Sampai-sampai tujuh dari sepuluh top destinasi prioritas atau 10 Bali Baru itu, adalah wisata bahari.

Bukti yang paling actual ada di Hotel Mercure Bali, Senin (6/3).

BACA JUGA: Jokowi Minta Malut Fokus Kembangkan Sektor Unggulan

Kemenpar rampung menggelar FGD dengan tema Permasalahan dan Solusi LOB Dalam Mewujudkan Pariwisata Bahari yang Berkelanjutan.

Acara itu sukses melahirkan sembilan poin penting.

”Dan poin utamanya adalah apa yang digaungkan Pak Menpar Arief Yahya dengan Indonesia Incorporated sangat dibutuhkan di kapal pesiar LOB ini. Potensinya besar mendatangkan wisman, dan harus kerja bareng. Konsep Indonesia Incorporated ini adalah solusi tepat untuk kapal pesiar LOB,” ujar Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar Indroyono Soesilo.

Mantan Menkomar RI itu memaparkan, sebelas poin hasil diskusi yang telah diputuskan dari pertemuan tersebut salah satunya adalah harus dibedakan bahkan dilahirkan kapal penumpang khusus wisata berdasarkan adanya near coastal voyage ship.

Kedua, pengawalan LOB harus memiliki certificate of competency dan certificate of proficiency. Ketiga adalah aspek produk tentang kamar-kamar yang ada di dalam kapal harus diperjelas dan diklasifikasi.

”Keempat, ini juga sangat penting. Bagaimana nantinya Kemenpar didukung oleh asosiasi akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait pengklasifikasian kapal penumpang khusus wisata. Agar kapal ini bisa terus nyaman dan aman di lapangan untuk para wisatawan yang sedang berwisata. Dalam waktu dekat ini kami akan berkoordinasi,” kata Indroyono.

Poin-poin penting itu juga disampaikan oleh Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar yang sekaligus menjadi Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Ratna Suranti.

Hal senada diungkapkan oleh Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang diwakili oleh Kepala sub Direktorat Angkutan Laut Khusus dan Usaha Jasa Terkait Direktorat Lalu Lintas Kemenhub Muhammad Tohir.

Tohir mengatakan bahwa hal ini akan cepat dikondisikan ke internalnya demi kemajuan pariwisata Indonesia.

”Silakan Kemenpar memberikan surat dan segera kami proses dan pertegas terkait kapal pesiar LOB ini, kami siap bersinergi demi kemajuan pariwisata ini, agar semua berjalan lancar di lapangan,” ujar Tohir.   

Ratna menambahkan, hasil diskusi yang kelima adalah diusulkan definisi LOB yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Keenam adalah diusulkan kepada pihak terkait untuk menyusun academic paper tentang LOB. Wanita ramah itu menambahkan, hasil FDG yang ketujuh adalah terkait dengan perihal paket wisata dan kepemanduan dikaitkan dengan peraturan Mmenteri yang sudah ada.

Sementara hasil diskusi kedelapan adalah mempertajam sub-unsur nomor 13 yang terkait dengan aspek lingkungan dan social dari unsur B atau management.

Hasil diskusi yang kesembilan yakni Kemenpar dan semua pihak terkait membutuhkan masukan dari lembaga swadaya masyarakat dan industri terkait mekanisme untuk mencari solusi antara aspek pengelolaan lingkungan dan aspek bisnis agar semua berjalan dengan baik.

”Untuk yang ke sepuluh adalah, kita harus juga terus melakukan go digital saat berkoordinasi dengan pihak mana pun. Kami akan meminta asosiasi membuat website dan hotline untuk menampung pertanyaan terkait LOB dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Dan yang terakhir, hasil FGD ini adalah kita semua membutuhkan  pedoman tentang ketenagakerjaan yang bekerja diatas kapal penumpang khusus wisata. Hal ini juga akan kami koordinasikan dengan pihak Kementerian Tenaga Kerja. Di sinilah pentingnya Indonesia Incorporated seperti apa yang diusung oleh Kemenpar di Rakornas Desember lalu,” beber Indroyono.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, target pencapaian kunjungan wisman bahari ke Indonesia pada akhir tahun 2019 sebesar empat juta lebih merupakan tantangan yang harus diusung Kemenpar.

”Dan salah satunya adalah peran Kapal LOB dalam memberikan kontribusi pencapaian target menjadi sangat penting untuk meningkatkan wisatawan datang ke tanah air kita. Dan pariwisata menggunakan jenis LOB ini makin berkembang di Indonesia dan jumlah kapalnya makin banyak dari waktu ke waktu. Itu artinya, kegiatan pariwisata bahari makin berkembang pesat di negara kita,” ujar pria asli Banyuwangi itu.

Dalam acara tersebut hadir para pembicara adalah, Hadi saputro (Kasubdit Analisis dan Pengendalian Penggunaan TKA Sektor Jasa, Kemenaker, Asdep Industri Pariwisata Kemenpar Retno Darumurti, Hongky Juanda (Kasubdit Pemeriksaan Imigrasi), Adji sularso (Wakil Ketua Bidang II Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari), Asep Djembar Muhammad (Wakil Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari dan Cipto Aji Gunawan (Anggota bidang III TPPWB). (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satan Java Sukses Sukses Besar di Melbourne


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler